Rentetan serangan rudal Rusia menghujani kota-kota di wilayah Ukraina, termasuk Kyiv. Sedikitnya 10 orang tewas dan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka.
Seperti dilansir AFP, Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko melaporkan bahwa ledakan terjadi di wilayahnya pada Jumat (29/12) waktu setempat. Serangan rudal juga dilaporkan menghujani sedikitnya lima kota Ukraina lainnya, termasuk Kharkiv, Lviv, dan Odesa.
"Hari ini, pada pukul 5 pagi, para pengikut fasis menyerang kota yang damai itu dengan rudal-rudal S-300. Sekitar 10 ledakan terjadi di Kharkiv. Pasukan khusus segera tiba di lokasi-lokasi serangan," demikian pernyataan kepolisian wilayah Kharkiv.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gubernur regional Kharkiv, Oleg Synegubov, melaporkan bahwa satu orang tewas dan delapan orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan di wilayahnya.
Sedangkan dua orang dilaporkan tewas di Kyiv, dengan Klitschko menuturkan tujuh orang lainnya dirawat di rumah sakit setempat akibat serangan tersebut.
Jumlah korban tewas terbanyak ada di wilayah Dnipropetrovsk. "Hampir 15 orang mengalami luka-luka. Empat orang terbunuh," ucap Gubernur Dnipropetrovsk, Sergiy Lysak, dalam pernyataannya.
Dua korban tewas lainnya ada di wilayah Odesa dan satu korban tewas di wilayah Lviv.
Dengan demikian, sejauh ini sedikitnya 10 orang tewas akibat rentetan serangan terbaru Rusia di wilayah Ukraina.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
"Akibat serangan musuh lainnya, salah satu gedung bertingkat mengalami kerusakan. Kebakaran berhasil segera dipadamkan," tutur Wali Kota Odesa, Gennady Trukhanov, dalam pernyataan via media sosial.
Serangan lainnya juga dilaporkan terjadi di wilayah Sumy dan Konotop.
Rentetan serangan Rusia ini terjadi setelah Kremlin mengakui bahwa serangan Ukraina telah merusak sebuah kapal perang Rusia di pelabuhan Feodosia. Hal itu disebut oleh Kyiv dan sekutunya sebagai kemunduran besar bagi Angkatan Laut Rusia.
Ukraina sebelumnya menyebut bahwa Angkatan Udaranya telah menghancurkan sebuah kapal pendarat bernama Novocherkassk milik Rusia. Presiden Volodymyr Zelensky, dalam pernyataan via media sosial, menyebut kapal Rusia itu kini telah bergabung dengan "armada bawah air Laut Hitam Rusia".