Serangan udara Israel menghantam sebuah gedung permukiman di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan. Sedikitnya 21 orang tewas dan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
Seperti dilansir CNN dan Al Jazeera, Jumat (29/12/2023), Direktur Umum Rumah Sakit Abu Youssef Al-Najjar, Marwan Al-Homss, menuturkan via telepon bahwa sejumlah jenazah korban tewas telah diterima pihak rumah sakit setelah serangan udara Israel menghantam Rafah pada Kamis (28/12) waktu setempat.
"Kami telah menerima 16 jenazah dari Rumah Sakit Kuwaiti, dan lima jenazah lainnya masih dalam perjalanan," tutur Al-Homss.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang sumber medis lainnya di Rumah Sakit Al-Kuwaiti melaporkan bahwa terdapat 12 anak-anak dan empat wanita di antara korban tewas.
Laporan tim Al Jazeera yang ada di lapangan menyebut jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Rafah mencapai 20 orang. Koresponden Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum, menuturkan bahwa serangan udara Israel itu menghancurkan sebuah gedung permukiman di Rafah hingga rata dengan tanah sepenuhnya.
"Serangan udara itu telah meratakan bangunan tempat tinggal yang penuh dengan orang-orang yang mengungsi. Sampai saat ini, operasi penyelamatan yang dilakukan oleh ambulans dan tim pertahanan sipil terus mengevakuasi korban dari balik reruntuhan," tuturnya.
"Saya secara pribadi masuk ke dalam rumah sakit untuk melihat para korban. Apa yang saya temukan adalah sekelompok anak kecil, pria dan wanita yang dibunuh oleh militer Israel," sebut Azzoum dalam laporannya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
"Tidak ada tempat yang aman di Gaza," ujarnya. "Ini adalah sentimen umum di kalangan warga Gaza di bagian selatan karena pengeboman Israel yang tak ada habisnya tidak juga berhenti," imbuh Thabet.
Belum ada komentar dari militer Israel soal laporan serangannya menghantam gedung permukiman di Rafah tersebut.
210 Orang Tewas dalam 24 Jam Terakhir di Gaza
Laporan terbaru Kementerian Kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 21.320 orang tewas akibat rentetan serangan Israel sejak awal Oktober lalu. Sekitar 55.603 orang lainnya mengalami luka-luka.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qudra, seperti dilansir AFP, menyebut sedikitnya 210 orang tewas di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir.
Kementerian Kesehatan Gaza dalam pernyataannya juga menyampaikan kekhawatiran atas penyebaran penyakit di kalangan anak-anak dan kurangnya air bersih, makanan juga obat-obatan.
"Kondisi kemanusiaan dan kesehatan para pengungsi telah mencapai level bencana," sebut Kementerian Kesehatan Gaza.