Garda Revolusi Iran mengklaim serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu merupakan pembalasan atas pembunuhan mantan komandan Pasukan Quds Qassem Soleimani. Klaim Garda Revolusi Iran itu dengan cepat dibantah oleh Hamas, yang merupakan sekutunya.
Seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (28/12/2023), klaim itu disampaikan oleh juru bicara Garda Revolusi Iran, Ramezan Sharif, saat berbicara kepada wartawan pada Rabu (27/12) waktu setempat. Dia menggunakan sebutan "Banjir Al-Aqsa" untuk menyebut serangan Hamas terhadap Israel pada awal Oktober lalu.
"Banjir Al-Aqsa adalah salah satu tindakan balas dendam atas pembunuhan Jenderal Soleimani oleh Amerika Serikat dan Zionis (Israel-red)," tegas Sharif saat berbicara kepada wartawan setempat, seperti dikutip kantor berita ISNA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu saja, aksi balas dendam ini akan terus berlanjut di waktu dan tempat yang berbeda," sebutnya.
Hamas Membantah
Hamas dengan cepat membantah klaim yang disampaikan Sharif tersebut. Ditegaskan Hamas bahwa semua tindakannya merupakan "respons terhadap kehadiran pendudukan dan agresi yang terus berlanjut terhadap rakyat dan kesucian kami".
Kantor berita Fars, yang dekat dengan Garda Revolusi Iran, kemudian melaporkan bahwa pernyataan Sharif telah disalahpahami. Fars mengutip pernyataan Sharif yang menegaskan bahwa: "Banjir Al-Aqsa sepenuhnya merupakan operasi Palestina."
Pernyataan Sharif itu disampaikan menjelang peringatan empat tahun kematian Soleimani, yang tewas dalam serangan udara AS di Irak pada Januari 2020 lalu.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Live DetikPagi:
Saksikan juga 'Respons Dingin Iran Seusai Komandan Seniornya Tewas oleh Israel':