Turki melancarkan serangan udara terhadap target kelompok Kurdi di Suriah untuk membalas serangan mematikan terhadap pangkalan militernya di wilayah Irak bagian utara. Serangan udara Turki itu dilaporkan menewaskan sedikitnya delapan warga sipil di wilayah Suriah bagian timur laut yang dikuasai Kurdi.
Seperti dilansir AFP, Selasa (26/12/2023), Turki mengumumkan gelombang baru serangan udara pada Sabtu (23/12) waktu setempat, sebagai pembalasan atas dua serangan terpisah terhadap pangkalan militernya di Irak bagian utara yang menewaskan 12 tentara Turki. Ankara menyalahkan militan Kurdi atas serangan tersebut.
Laporan terbaru Syrian Observatory for Human Rights menyebut sedikitnya delapan warga sipil tewas akibat serangan Turki pada Senin (25/12) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syrian Observatory, kelompok pemantau konflik Suriah yang berkantor di Inggris, menyebut bahwa lima korban tewas di antaranya merupakan para karyawan sebuah percetakan di kota Qamishli, dekat perbatasan Turki. Syrian Observatory memiliki jaringan sumber yang luas di dalam wilayah Suriah.
Kantor berita Kurdi Suriah, ANHA, juga melaporkan adanya delapan kematian akibat serangan udara.
Disebutkan juga bahwa serangan udara Turki itu mengenai lebih dari 20 sasaran, terutama di wilayah Qamishli di wilayah pemerintahan semi-otonom Kurdi.
Juru bicara Pasukan Demokratik Suriah (SDF), Farhad Shani, mengatakan via media sosial X bahwa serangan udara itu menghancurkan "lebih dari 25" fasilitas sipil. SDF juga mengonfirmasi kematian delapan warga sipil akibat serangan tersebut.
SDF yang dipimpin Kurdi dan didukung Amerika Serikat (AS) ini menjadi pelopor dalam pertempuran untuk mengusir militan Islamic State (ISIS) dari wilayah terakhir mereka di Suriah tahun 2019 lalu.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Pada Sabtu (23/12) malam, seorang koresponden AFP dan Syrian Observatory melaporkan adanya serangan terhadap lokasi minyak di dekat perbatasan Turki, namun tidak ada laporan korban jiwa.
Turki menetapkan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) sebagai kelompok teroris. Sementara Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), yang mendominasi SDF, dianggap oleh Ankara sebagai cabang dari PKK di wilayah Suriah.
Sejak tahun 2016, Turki melancarkan operasi darat secara berturut-turut untuk mengusir pasukan Kurdi dari wilayah perbatasan di Suriah bagian utara.