Jumlah korban tewas akibat gempa bumi berkekuatan Magnitudo 5,9 yang mengguncang wilayah China pada awal pekan ini dilaporkan kembali bertambah. Otoritas setempat saat ini fokus pada upaya memukimkan kembali ratusan ribu orang yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana alam tersebut.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (23/12/2023), laporan terbaru kantor berita Xinhua menyebut korban tewas akibat gempa yang mengguncang sesaat sebelum tengah malam pada Senin (18/12) waktu setempat bertambah menjadi sedikitnya 148 orang.
Angka itu terdiri atas sedikitnya 117 orang tewas di Provinsi Gansu dan 31 orang lainnya tewas di Provinsi Qinghai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih dari 139.000 orang, menurut laporan televisi pemerintah CCTV, terpaksa mengungsi ke tempat-tempat penampungan darurat yang tersebar di kedua provinsi tersebut usai gempa mengguncang.
CCTV juga melaporkan bahwa para petugas penyelamat di Provinsi Gansu "sepenuhnya mengalihkan fokus pekerjaan mereka ke arah permukiman kembali penduduk yang terkena dampak dan merawat mereka yang terluka".
Namun, tim tanggap darurat masih mencari korban yang terjebak puing-puing di Qinghai pada Jumat (22/12) pagi waktu setempat.
Orang-orang terkubur-kubur di area wilayah Zhongchuan, Qinghai, pada Selasa (19/12) waktu setempat setelah terjadi fenomena 'sand boil' -- fenomena yang terjadi selama gempa bumi ketika tanah meleleh dan memaksa pasir dan air keluar dari dalam tanah.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Gempa bumi tersebut tercatat sebagai yang paling mematikan di China sejak tahun 2014, ketika lebih dari 600 orang tewas di bagian barat daya Provinsi Yunnan.
Hampir 1.000 orang mengalami luka-luka di kedua provinsi tersebut akibat gempa itu, yang diikuti oleh puluhan gempa susulan.
Situasi semakin memprihatinkan karena gempa mengguncang saat musim dingin, dengan suhu mencapai di bawah nol derajat yang membuat operasi penyaluran bantuan dan penyelamatan lebih menantang.