Voting Dewan Keamanan PBB mengenai resolusi yang menyerukan penghentian perang Israel-Hamas, untuk kesekian kalinya kembali ditunda pada hari Rabu (20/12) waktu setempat. Penundaan terjadi karena para anggota berselisih mengenai kata-kata resolusi tersebut sementara jumlah korban tewas di Gaza terus meningkat.
Perdebatan di markas besar PBB terjadi dengan latar belakang memburuknya kondisi di Gaza, di mana seorang pejabat senior PBB mengatakan bahwa langkah Israel untuk mengizinkan masuknya bantuan "jauh dari kebutuhan" yang semakin meningkat.
"Dewan Keamanan telah sepakat untuk melanjutkan negosiasi hari ini untuk memberikan waktu tambahan untuk diplomasi. Dan kepresidenan akan menjadwalkan ulang adopsi tersebut untuk besok (Kamis) pagi (waktu setempat)," kata Jose Javier De La Gasca Lopez-Dominguez dari Ekuador, yang memegang jabatan presiden bergilir di DK PBB, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (21/12/2023).
Para anggota dewan telah bergulat selama berhari-hari untuk menemukan titik temu mengenai resolusi tersebut. Voting resolusi ini telah ditunda beberapa kali sepanjang hari Selasa, setelah ditunda pada hari Senin.
Alotnya pembahasan salah satunya karena Israel, yang didukung oleh sekutunya Amerika Serikat, yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan yang memegang hak veto, menentang penggunaan istilah "gencatan senjata."
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Rabu bahwa tidak akan ada gencatan senjata di Gaza sampai Hamas "dilenyapkan".
Namun, Rusia dan Liga Arab meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Israel untuk mengakhiri pertempuran, memanfaatkan Forum Kerja Sama Rusia-Arab di Maroko untuk menyerukan gencatan senjata.
Simak juga 'AS Sebut Tengah Garap Rancangan Resolusi PBB Terkait Bantuan untuk Gaza':
(ita/ita)