Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku hatinya hancur saat tahu tiga warganya yang disandera Hamas di Gaza tewas akibat tembakan pasukan Israel. Namun, dia menegaskan bahwa tekanan militer juga diperlukan.
Dilansir AFP, Minggu (17/12/2023) tiga warga Israel tewas usai diserang militer Israel karena kesalahan identitas. Netanyahu mengatakan insiden ini menghancurkan hatinya.
"Ini menghancurkan hati saya. Ini menghancurkan hati seluruh bangsa," katanya dilansir AFP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, dia tetap mengingatkan bahwa tekanan militer diperlukan. Hal ini dilakukan agar orang-orang yang disandera bisa kembali.
"Dengan segala kesedihan yang mendalam, saya ingin mengklarifikasi, tekanan militer diperlukan baik untuk kembalinya orang-orang yang diculik dan untuk mencapai tujuan mereka. Kemenangan atas musuh-musuh kita," tuturnya.
Seruan kepada pemerintah Netanyahu untuk menghidupkan kembali perundingan yang terhenti dengan Hamas mengenai kesepakatan pertukaran sandera semakin meningkat sejak insiden ini.
Berita pembunuhan tiga sandera ini telah memicu protes. Keluarga para sandera yang tersisa menyatakan kekhawatiran bahwa orang yang mereka cintai akan menjadi sandera berikutnya dan mendesak Netanyahu kembali ke meja perundingan.
"Kami merasa seperti berada dalam permainan rolet Rusia (mencari tahu) siapa yang akan diberi tahu tentang kematian orang yang mereka cintai berikutnya," kata Ruby Chen, ayah dari sandera berusia 19 tahun dan tentara Itai, dalam sebuah wawancara.
Simak Video 'Israel Keliru Tembak Mati Sandera di Gaza, AS: Tragis!':