Ukraina Marah Usai 4 Wilayahnya Jadi Dapil untuk Pemilu Rusia 2024

Ukraina Marah Usai 4 Wilayahnya Jadi Dapil untuk Pemilu Rusia 2024

Haris Fadhil - detikNews
Minggu, 10 Des 2023 11:50 WIB
A Ukrainian flag is seen on the position of Ukrainian forces in the village of Pervomayske near the eastern Ukrainian city of Donetsk on October 24, 2014. Ukraine wraps up campaigning on October 24 for a weekend vote that will dramatically reshape parliament after a year of upheavals, as the deadly conflict with pro-Russian rebels drags on into its seventh month. AFP PHOTO/ GENYA SAVILOV
Ilustrasi bendera Ukraina (Foto: AFP PHOTO/ GENYA SAVILOV)
Kyiv -

Ukraina mengecam keras rencana Rusia untuk menjadikan empat wilayahnya, yang kini diduduki Rusia, sebagai bagian dari daerah pemilihan (dapil) untuk Pemilu Rusia 2024. Ukraina berjanji akan mengadili setiap pemantau Pemilu yang dikirim ke wilayah itu.

Dilansir Reuters, Minggu (10/12/2023), pemilihan presiden Rusia akan digelar pada musim semi mendatang, termasuk di wilayah pendudukan Rusia. Ukraina pun menyatakan bahwa pemilihan tersebut 'batal demi hukum'.

Majelis tinggi Rusia telah menetapkan pemilihan presiden digelar Maret 2024 dan ketuanya, Valentina Matviyenko, mengatakan penduduk di empat wilayah Ukraina yang diduduki Rusia akan dapat memilih untuk pertama kalinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusia mengklaim telah mencaplok wilayah Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhya dan Kherson di timur dan selatan Ukraina selama referendum tahun lalu. Namun, referendum itu dianggap palsu oleh Kyiv dan negara-negara Barat. Rusia juga merebut semenanjung Laut Hitam Krimea dari Ukraina pada tahun 2014.

"Kami menyerukan kepada komunitas internasional untuk secara tegas mengutuk niat Rusia untuk menyelenggarakan pemilihan presiden di wilayah pendudukan Ukraina, dan menjatuhkan sanksi terhadap mereka yang terlibat dalam organisasi dan tindakan mereka," kata Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam sebuah pernyataan.

ADVERTISEMENT

Laporan tersebut juga memperingatkan negara-negara lain agar tidak mengirim pemantau ke 'pemilihan palsu' dan mengatakan bahwa pelanggar akan 'menghadapi tanggung jawab pidana'.

"Pemilu apa pun di Rusia tidak ada hubungannya dengan demokrasi. Pemilu hanya berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan rezim Rusia tetap berkuasa," kata kementerian itu.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan dia akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden. Langkah itu diperkirakan akan membuatnya tetap berkuasa setidaknya hingga tahun 2030.

Simak juga 'NATO Bantah Standar Ganda: Perang Gaza dan Ukraina Sangatlah Berbeda':

[Gambas:Video 20detik]



(haf/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads