PBB: Separuh Penduduk Gaza Kelaparan Akibat Perang

PBB: Separuh Penduduk Gaza Kelaparan Akibat Perang

Haris Fadhil - detikNews
Minggu, 10 Des 2023 08:54 WIB
Palestinians gather to get their share of charity food offered by volunteers, amid food shortages, as the conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas continues, in Rafah, in the southern Gaza Strip, December 2, 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Jakarta -

Seorang pejabat senior bantuan PBB memperingatkan setengah dari penduduk Gaza sedang kelaparan karena perang yang terus berlanjut di sana. Pejabat PBB itu memperkirakan 9 dari 10 keluarga di Gaza tidak bisa makan secara rutin setiap hari.

Dilansir BBC, Minggu (10/12/2023), wakil direktur Program Pangan Dunia PBB, Carl Skau, mengatakan hanya sebagian kecil dari pasokan yang dibutuhkan bisa masuk ke Jalur Gaza.

"Kondisi di Gaza membuat pengiriman hampir mustahil," kata Skau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Skau mengatakan tidak ada yang mempersiapkannya menghadapi 'ketakutan, kekacauan, dan keputusasaan' yang dia dan tim WFP PBB temui selama perjalanan mereka ke Gaza minggu ini.

Dia mengatakan pihaknya menyaksikan 'kebingungan di gudang, titik distribusi dengan ribuan orang yang kelaparan, supermarket dengan rak-rak yang kosong, dan tempat penampungan yang penuh sesak dengan kamar mandi yang pecah'.

ADVERTISEMENT

Tekanan internasional dan gencatan senjata sementara selama tujuh hari pada bulan lalu telah memungkinkan sejumlah bantuan yang sangat dibutuhkan untuk masuk ke Jalur Gaza. Namun, WFP menegaskan penyeberangan perbatasan kedua kini diperlukan untuk memenuhi permintaan.

"Sembilan dari 10 keluarga di beberapa daerah menghabiskan sehari semalam penuh tanpa makanan sama sekali", ujanya.

Israel saat ini terus melanjutkan serangan udara di Gaza yang diklaim sebagai upaya melenyapkan Hamas dan memulangkan sandera Israel. Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Letkol Richard Hecht mengklaim pihaknya tak punya pilihan.

"Kematian dan rasa sakit apa pun yang dialami warga sipil adalah hal yang menyakitkan, tetapi kami tidak punya alternatif lain," ucap Hecht.

"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mendapatkan sebanyak mungkin wilayah di Jalur Gaza," sambungnya.

Pergerakan masuk dan keluar Gaza sangat dibatasi sejak 7 Oktober, ketika pejuang Hamas menerobos pagar pembatas Israel yang dijaga ketat dan menewaskan 1.200 orang serta menyandera 240 orang. Israel kemudian menutup perbatasannya dengan Gaza dan mulai melancarkan serangan udara ke wilayah tersebut hingga membatasi pengiriman bantuan yang sangat diandalkan oleh warga Gaza.

Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan Israel telah membunuh lebih dari 17.700 warga Gaza, Palestina, termasuk lebih dari 7.000 anak-anak.

Hanya penyeberangan Rafah yang berbatasan dengan Mesir yang dibuka. Hal itu menyebabkan hanya bantuan dalam jumlah terbatas yang dapat mencapai Gaza.

Minggu ini, Israel setuju untuk membuka penyeberangan Kerem Shalom dari Israel ke Gaza dalam beberapa hari ke depan, tetapi hanya untuk pemeriksaan truk bantuan. Truk-truk tersebut kemudian akan menuju Rafah sebelum menyeberang ke Gaza.

Penduduk di Khan Younis di selatan Gaza, sebuah kota yang sekarang dikepung oleh tank Israel, mengatakan situasi di sana sangat buruk.

Dr Ahmed Moghrabi, kepala unit bedah plastik dan luka bakar di satu-satunya fasilitas kesehatan yang tersisa di kota itu, menahan air mata ketika berbicara tentang kekurangan makanan.

"Saya mempunyai anak perempuan, berumur tiga tahun, selalu dia minta permen, apel, buah-buahan. Saya tidak bisa menyediakannya. Saya merasa tidak berdaya," ujar tenaga medis di rumah sakit Nasser itu.

"Makanannya tidak cukup, makanannya tidak cukup, hanya nasi, hanya nasi, percayakah Anda? Kami makan sekali, sehari sekali, hanya," sambungnya.

Khan Younis telah menjadi fokus serangan udara besar-besaran dalam beberapa hari terakhir dan pimpinan rumah sakit Nasser di sana mengatakan timnya telah 'kehilangan kendali' atas jumlah korban tewas dan terluka yang tiba di fasilitas tersebut.

Israel menuding para pemimpin Hamas bersembunyi di Khan Younis atau di jaringan terowongan bawah tanah. Mereka mengklaim melakukan pertempuran dari rumah ke rumah dan 'poros ke poros' untuk menghancurkan kemampuan militer kelompok tersebut.

Simak Video 'Saat WHO Berkunjung ke RS Jalur Gaza: Infrastruktur Kesehatan Hampir Ambruk':

[Gambas:Video 20detik]



(haf/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads