Terpaan Wabah Berbahaya ke Tentara Israel di Gaza

Terpaan Wabah Berbahaya ke Tentara Israel di Gaza

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 09 Des 2023 06:37 WIB
Israeli troops take position during clashes between Palestinians and Israeli troops after Israeli machinery demolish a school near Bethlehem in the Israeli-occupied West Bank May 7, 2023. REUTERS/Mussa Qawasma
Foto ilustrasi: Tentara Israel (REUTERS/Mussa Qawasma)
Jakarta -

Tentara-tentara Israel yang menginvasi Jalur Gaza terjangkiti penyakit. Dilaporkan media massa Timur Tengah, penyakit itu adalah wabah berbahaya.

Sebagaimana diketahui Tentara Pertahanan Israel (IDF) terus menggempur Gaza usai gencatan senjata berakhir 1 Desember lalu. Seolah tanpa belas kasihan, mereka membunuhi orang termasuk warga sipil.

Bila dulu serdadu Israel berkonsentrasi menggempur Jalur Gaza bagian utara, kini mereka merangsek sampai selatan. Pekan ini, militer Israel mengatakan pasukannya di Jalur Gaza kini beroperasi "di jantung Khan Younis" untuk pertama kalinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disebutkan bahwa pasukan Israel "tiba di pusat Khan Younis dan memulai serangan yang ditargetkan di jantung kota tersebut," yang diidentifikasi sebagai simbol pemerintahan militer dan administratif Hamas.

"Para tentara melenyapkan teroris, menghancurkan infrastruktur teroris dan menemukan senjata," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (7/12).

ADVERTISEMENT

Sebagian besar wilayah Gaza utara telah menjadi puing-puing akibat pertempuran sengit dan bombardir Israel, yang menyebabkan 1,9 juta orang mengungsi menurut angka PBB.

Sudah lebih dari 1.200 orang tewas di Gaza, sebagian warga sipil. Bila mengacu pada pemerintah Hamas, angkanya adalah 16.248 orang tewas di Jalur Gaza dan kebanyakan wanita dan anak-anak.

Di tengah agresi mereka, tentara Israel kena wabah. Simak halaman selanjutnya:

Simak juga Video: Butuh Waktu Lama Bagi Anak-anak Palestina Sembuh dari Trauma

[Gambas:Video 20detik]



Kena wabah

Tentara-tentara Israel yang ada di bagian selatan negara itu, dan khususnya yang dikerahkan ke Jalur Gaza, mengalami wabah penyakit pencernaan dan keracunan makanan yang serius. Wabah yang disebabkan oleh bakteri itu memicu diare parah pada kalangan tentara Israel, terutama yang dikirim bertempur di Jalur Gaza.

Seperti dilansir Middle East Monitor, Jumat (8/12/2023), sejak awal perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada Oktober lalu, banyak restoran, jaringan pemasok makanan, dan individu-individu menyumbangkan makanan kepada para tentara Israel.

Namun, menurut para dokter Israel seperti dilaporkan surat kabar Yediot Ahronoth, kondisi penyimpanan makanan yang buruk, ditambah penyaluran dan persiapan yang tidak maksimal, telah menyebabkan peningkatan penyakit pencernaan, diare parah dan demam tinggi di kalangan tentara Israel.

"Diare telah menyebar di kalangan tentara di wilayah selatan (Israel), di berbagai wilayah konsentrasi, dan kemudian menyebar di antara tentara-tentara yang berperang di Gaza," tutur Kepala Unit Penyakit Menular di Rumah Sakit Universitas Assuta Ashdod, Dr Tal Bros, dalam penjelasannya.

"Kami mendiagnosis infeksi bakteri Shigella yang menyebabkan disentri, penyakit sangat berbahaya yang telah menyebar di kalangan petempur di Gaza," ucapnya.

Israeli security forces use tear gas to disperse Palestinians demonstrating against the demolition of houses by Israeli authorities, following the Friday prayer in the Arab neighbourhood of Silwan in Israeli-annexed east Jerusalem, on March 3, 2023. (Photo by Ahmad GHARABLI / AFP) (Photo by AHMAD GHARABLI/AFP via Getty Images)Israeli security forces use tear gas to disperse Palestinians demonstrating against the demolition of houses by Israeli authorities, following the Friday prayer in the Arab neighbourhood of Silwan in Israeli-annexed east Jerusalem, on March 3, 2023. (Photo by Ahmad GHARABLI / AFP) (Photo by AHMAD GHARABLI/AFP via Getty Images) Foto: AFP via Getty Images/AHMAD GHARABLI

Disebutkan juga bahwa mewabahnya penyakit yang dipicu bakteri ini berdampak pada kondisi para tentara Israel dan pelaksanaan operasi tempur.

"Jika infeksi menyebar di antara 10 tentara dalam satu kompi infanteri, dan mereka mengalami demam setelah suhu tubuh mencapai 40 derajat Celsius, dan mereka mulai mengalami diare setiap 20 menit, maka mereka tidak sehat lagi untuk berperang dan mereka membuat diri mereka terkena risiko kematian," ujarnya memperingatkan.

Halaman 2 dari 2
(dnu/fas)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads