3 Pemimpin Hamas Ini Paling Dicari Israel, Siapa Saja?

3 Pemimpin Hamas Ini Paling Dicari Israel, Siapa Saja?

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 05 Des 2023 16:12 WIB
Hamas leader Yehya Al-Sinwar attends a rally in Khan Younis in the southern Gaza Strip January 7, 2016. REUTERS/Mohammed Salem/File Photo Acquire Licensing Rights
Salah satu yang paling diburu Israel adalah Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Jalur Gaza (dok. REUTERS/Mohammed Salem/File Photo Acquire Licensing Rights)
Gaza City -

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant disebut memasang poster di dinding kantornya di Tel Aviv, setelah serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober lalu yang menewaskan 1.200 orang. Poster itu menunjukkan foto ratusan komandan Hamas yang disusun dalam bentuk menyerupai piramida.

Di bagian bawah adalah para komandan lapangan junior Hamas. Di posisi teratas adalah komando tertinggi, termasuk Mohammed Deif selaku kepala sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, yang juga disebut sebagai dalang utama dari serangan terhadap Israel dua bulan lalu.

Poster itu telah dicetak ulang berkali-kali setelah Israel menginvasi Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas, dengan wajah para komandan kelompok militan Palestina itu diberi tanda silang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun tiga orang dalam daftar teratas masih terus diburu oleh Israel, yakni Deif sebagai kepala sayap bersenjata Hamas, Marwan Issa yang merupakan wakil dari Deif, dan Yahya Sinwar yang merupakan pemimpin Hamas di wilayah Jalur Gaza. Demikian seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (5/12/2023).

Pertempuran kembali terjadi di Jalur Gaza pada Jumat (1/12) pekan lalu setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir dan Amerika Serikat (AS), gagal diperpanjang usai berlangsung selama tujuh hari.

ADVERTISEMENT

Reuters berbicara dengan empat sumber di wilayah tersebut, yang memahami pemikiran Israel, yang menyebut bahwa serangan Israel terhadap Jalur Gaza tidak mungkin berhenti sampai tiga tokoh pemimpin Hamas itu tewas atau berhasil ditangkap.

Rentetan serangan militer Israel selama lebih dari delapan pekan terakhir, menurut otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan sedikitnya 15.900 orang, yang sebagian besar warga sipil. Angka yang besar itu memicu kemarahan internasional.

Sinwar yang berusia 61 tahun, juga Deif dan Issa yang sama-sama berusia 58 tahun, disebut membentuk dewan militer rahasia yang beranggotakan tiga orang teratas dalam Hamas yang merencanakan dan melaksanakan serangan 7 Oktober lalu. Otoritas Tel Aviv menyebut 1.200 orang tewas akibat serangan itu dan lebih dari 240 orang disandera.

Simak Video 'Warga Prancis yang Dibebaskan Hamas Buka Suara: Mereka Baik':

[Gambas:Video 20detik]



Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Menurut tiga sumber Hamas, ketiga tokoh pemimpin itu mengarahkan operasi militer Hamas dan memimpin negosiasi pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina, kemungkinan dari bungker di Jalur Gaza.

Tiga sumber senior regional, yang dikutip Reuters, menyebut membunuh atau menangkap ketiga pemimpin Hamas itu kemungkinan akan menjadi tugas yang panjang dan sulit. Namun sinyal mengisyaratkan Israel semakin cenderung beralih dari operasi perang habis-habisan ke operasi penumpasan pemberontakan yang tidak terlalu intens. Kendati demikian, itu tidak mengindikasikan operasi Israel memerangi Hamas akan berhenti.

Para pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan tujuan Tel Aviv adalah menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, memulangkan para sandera, dan memastikan wilayah di sekitar Jalur Gaza tidak akan terancam oleh serangan seperti 7 Oktober lalu.

Untuk mencapai tujuan tersebut, memusnahkan kepemimpinan Hamas dinilai sangatlah penting.

"Mereka hidup dalam waktu yang terbatas," tegas Gallant dalam konferensi pers pekan lalu, mengindikasikan badan intelijen Israel, Mossad, akan memburu para pemimpin Hamas di mana pun mereka berada di dunia ini.

Membunuh 3 Tokoh Pemimpin Hamas Itu Dinilai Butuh Waktu Lama

Dua pakar militer menilai bahwa membunuh Sinwar, Deif dan Issa akan memungkinkan Israel mengklaim kemenangan simbolis yang penting. Namun untuk mencapai tujuan itu akan membutuhkan waktu lama dan mahal, serta tidak ada jaminan kesuksesan.

Ketiganya diketahui pernah lolos dari berbagai operasi militer Israel untuk membunuh mereka. Deif khususnya, hidup bersembunyi setelah lolos dari tujuh percobaan pembunuhan oleh Israel sebelum tahun 2021, yang membuatnya kehilangan sebelah mata dan mengalami cedera kaki yang serius.

Dia bahkan kehilangan istri, putrinya yang berusia tiga tahun dan putranya yang baru berusia tujuh bulan dalam serangan udara Israel tahun 2014 lalu.

Spekulasi dari sumber-sumber Israel dan Palestina menyebut ketiganya bersembunyi di terowongan bawah tanah di Jalur Gaza. Namun lima sumber berbeda menilai mereka bisa berada di mana saja di Jalur Gaza.

Pasukan Israel, dengan didukung oleh drone dan pesawat tempur, telah menyapu bagian utara dan barat Jalur Gaza yang berpenduduk lebih sedikit. Namun fase pertempuran yang paling sulit dan paling menghancurkan, menurut para pakar militer, mungkin akan terjadi di masa mendatang.

Pasukan darat Israel dinilai belum masuk jauh ke dalam Gaza City, menyerbu terowongan bawah tanah yang diyakini menjadi tempat komando Hamas berada, atau menyerbu wilayah selatan yang padat penduduknya. Beberapa terowongan diyakini memiliki kedalaman 80 meter sehingga sulit dihancurkan dari udara.

Direktur Program Studi Militer dan Keamanan pada Institut Kebijakan Timur Dekat Washington, Michael Eisenstadt, mempertanyakan berapa lama perburuan terhadap ketiga pemimpin Hamas itu akan berlangsung.

"Jika (Israel) katakanlah, bisa membunuh Sinwar, membunuh Marwan Issa, membunuh Mohammed Deif, itu menjadi pencapaian yang sangat jelas, simbolis dan substantif," sebutnya.

Namun Eisenstadt juga menyebut Israel kini menghadapi dilema. "Bagaimana jika mereka tidak bisa mendapatkan orang-orang itu? Apakah mereka terus bertempur sampai mereka mendapatkannya? Dan bagaimana jika mereka (pemimpin Hamas) terbukti sukar untuk ditangkap?" tanyanya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads