Tiga orang tewas akibat gempa bumi di Filipina selatan, menurut penghitungan resmi pada Senin (4/12). Sejumlah gempa susulan dilaporkan terjadi dan membuat warga mengungsi ke jalan-jalan.
Setidaknya delapan orang juga terluka sejak gempa bumi dengan Magnitudo (M) 7,4 mengguncang pada hari Sabtu (2/12) lalu di lepas pantai pulau Mindanao. Sejumlah gempa susulan juga telah mengguncang wilayah tersebut.
Gempa M 6,9 mengguncang wilayah itu pada Senin pagi waktu setempat pada kedalaman 30 kilometer (18 mil), sekitar 72 kilometer timur laut kota Hinatuan di provinsi Surigao del Sur, kata badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai saat ini kami masih ketakutan karena masih banyak gempa susulan," Alex Arana, kepala badan bencana provinsi tersebut, mengatakan kepada media penyiaran DZBB, seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (4/12/2023).
Arana mengatakan bahwa hingga Minggu malam waktu setempat, lebih dari 30.000 keluarga tinggal di pusat evakuasi di Surigao del Sur.
Josephine Ungab (54) dan ketiga anaknya menghabiskan Sabtu malam di pusat evakuasi di Hinatuan, sekitar 21 kilometer dari pusat gempa awal.
Mereka kembali ke rumah keesokan harinya, namun harus kembali ke tempat penampungan pada hari Senin setelah gempa kuat kembali terjadi.
"Setiap kali ada gempa kami merasa resah," ujarnya.
"Seolah-olah rumah kami akan hancur diterjang gempa dan ombak."
Beberapa tembok dan jalan retak, sementara lebih dari seratus rumah hancur akibat gempa.
Gempa yang terjadi pada hari Senin "cukup kuat" namun kali ini masyarakat tidak panik, kata Allan Luna, petugas bencana di Cagwait.
"Karena mereka pernah mengalami gempa serupa, mereka dengan tenang keluar rumah dan berada di luar rumah selama sekitar satu jam," katanya.
Sebelumnya, gempa yang terjadi pada hari Sabtu sempat memicu peringatan tsunami di seluruh wilayah Pasifik. Gempa juga menyebabkan penduduk di sepanjang pantai timur Mindanao meninggalkan bangunan, dan mencari tempat yang lebih tinggi.