Seorang pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, menyatakan bahwa berlanjutnya negosiasi soal pembebasan sandera dengan Israel harus melibatkan 'penghentian agresi dan gencatan senjata'. Pertempuran kembali pecah di Jalur Gaza usai gencatan senjata selama tujuh hari berakhir pada Jumat (1/12) pekan lalu.
Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu sebelumnya menegaskan bahwa perang di Jalur Gaza, termasuk operasi darat Israel, akan terus berlanjut hingga semua sandera dibebaskan.
Seperti dilansir Al Arabiya, Senin (4/12/2023), Hamdan saat berbicara kepada wartawan di Beirut, Lebanon, menegaskan tidak akan ada negosiasi pembebasan tanpa ada pembahasan gencatan senjata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menegaskan bahwa dimulainya kembali negosiasi soal pertukaran tahanan bergantung pada penghentian agresi dan gencatan senjata," tegas Hamdan.
"Tanpa adanya hal tersebut, tidak ada diskusi soal itu (pembebasan sandera-red)," ucapnya.
Hamdan mengatakan bahwa 'sikap keras kepala dan sikap menunda-menunda' dari Israel meskipun ada upaya dari para mediator -- Qatar, Mesir dan Amerika Serikat (AS) -- menyebabkan berakhirnya gencatan senjata selama sepekan.
Kedua pihak saling menyalahkan atas tidak diperpanjangnya gencatan senjata, dengan Israel mengklaim Hamas telah melanggar ketentuan dalam gencatan senjata yang disepakati sebelumnya.
Netanyahu menuding Hamas belum memenuhi kewajiban untuk membebaskan semua sandera perempuan yang ditahannya di Jalur Gaza.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.