Henry Kissinger, mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) dan tokoh penting dalam diplomasi Washington pasca-Perang Dunia II, meninggal dunia dalam usia 100 tahun. Kiprah diplomatik Kissinger semasa hidup sangat membekas hingga meninggalkan pengaruh tak terhapuskan dalam kebijakan luar negeri AS.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (30/11/2023), kabar meninggalnya Kissinger ini diumumkan oleh Kissinger Associates Inc dalam pernyataan yang dirilis pada Rabu (29/11) tengah malam waktu setempat.
"Dr Henry Kissinger, seorang akademisi dan negarawan Amerika yang dihormati, meninggal dunia hari ini di rumahnya di Connecticut," demikian pernyataan yang dirilis Kissinger Associates Inc.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak dijelaskan lebih lanjut soal penyebab meninggalnya Kissinger. Hanya disebutkan bahwa pihak keluarga akan menggelar pemakaman secara privat, dengan seremoni memorial akan digelar kemudian di New York.
Kissinger diketahui tetap aktif meskipun usianya mencapai 100 tahun, dengan menghadiri pertemuan di Gedung Putih, menerbitkan buku soal gaya-gaya kepemimpinan, dan memberikan testimoni di hadapan Komite Senat AS soal ancaman nuklir Korea Utara (Korut) beberapa waktu lalu.
Pada Juli tahun ini, Kissinger bahkan melakukan perjalanan ke China untuk bertemu Presiden Xi Jinping.
China merupakan salah satu warisan diplomatik Kissinger yang paling abadi. Berharap untuk mengguncang Perang Dingin melawan Uni Soviet, Kissinger diam-diam menghubungi Beijing, yang berpuncak pada kunjungan bersejarah Presiden Richard Nixon tahun 1972 silam dan kemudian terjalinnya hubungan antara AS dan China.
Setelah skandal Watergate menggulingkan Nixon, Kissinger tetap menjabat di bawah Presiden Gerald Ford. Dalam pengaturan yang belum pernah terjadi sebelumnya, Kissinger menjabat sebagai Menlu sekaligus penasihat keamanan nasional AS pada saat itu.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Kissinger juga menerima Nobel Perdamaian atas negosiasi untuk mengakhiri Perang Vietnam. Meskipun konflik terus berlanjut setelah itu dan mitranya dari Vietnam, Le Duc Tho, menolak untuk menerima Nobel Perdamaian.
Dengan bakat intelektual Kissinger enggan diakui oleh para pengkritiknya, sosoknya tetap sangat kontroversial karena filosofi realpolitik-nya yang sangat kejam -- perhitungan dingin yang menyatakan negara-negara mengejar kepentingan mereka melalui kekuasaan.
Kissinger bahkan sempat dijuluki 'penjahat perang' karena dukungannya untuk para diktator anti-komunis, khususnya di Amerika Latin. Dokumen-dokumen yang dideklasifikasikan menunjukkan Kissinger memberi restu atas pelemahan presiden Marxis terpilih Chile, Salvador Allende, dan juga atas kudeta tahun 1973 silam oleh Jenderal Augusto Pinochet.
Kissinger juga disebut menutup mata terhadap kekejaman massal yang dilakukan Pakistan ketika Bangladesh meraih kemerdekaan tahun 1971 silam.