Genjatan senjata sementara antara Israel dengan Hamas berakhir kemarin. Lantas, apakah akan diperpanjang lagi?
Untuk diketahui, genjatan senjata sementara pertama itu disepakati selama empat hari, di mulai sejak Jumat (24/11/2023) hingga Senin (27/11). Kemudian diperpanjang selama dua hari hingga Rabu (29/11).
Qatar, sebagai mediator, menyatakan bahwa kesepakatan untuk memperpanjang genjatan senjata ini mengharuskan sedikitnya 10 sandera dibebaskan oleh Hamas di Jalur Gaza setiap harinya, dalam pengumumannya pada awal pekan ini. Dengan imbalan pembebasan tiga kali lebih banyak tahanan Palestina yang ditahan Israel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama genjatan senjata berlangsung, aliran bantuan kemanusiaan juga diharuskan masuk ke seluruh wilayah Jalur Gaza tanpa terkecuali. Qatar terus berupaya memperpanjang gencatan senjata sementara antara Israel dan kelompok militan Hamas.
Hingga kini belum ada pengumuman soal nasib perpanjangan kembali genjatan senjata. Namun setidaknya tercatat, Hamas telah membebaskan 50 sandera wanita dan anak-anak Israel.
Belasan warga negara asing yang disandera Hamas juga dibebaskan dalam kesepakatan terpisah. Sebagai pertukaran, Israel membebaskan 150 tahanan Palestina dari penjara-penjaranya.
Menjelang berakhirnya gencatan senjata, Hamas dikabarkan bersedia memperpanjang kembali gencatan senjata selama empat hari lagi. Seperti dilansir AFP, Rabu (29/11), informasi itu diungkap oleh seorang sumber yang dekat dengan Hamas saat berbicara kepada AFP.
Disebutkan sumber itu bahwa Hamas bersedia memperpanjang gencatan senjata, yang akan melibatkan pembebasan lebih banyak sandera Israel yang ditukar dengan tahanan Palestina.
"Hamas telah memberi tahu para mediator bahwa mereka bersedia untuk memperpanjang gencatan senjata selama empat hari, dan bahwa gerakan itu akan bisa membebaskan tahanan (sandera) Israel yang ditahan oleh mereka, gerakan perlawanan lainnya, dan pihak-pihak lainnya selama periode ini, sesuai dengan ketentuan gencatan senjata yang sudah ada," ungkap sumber tersebut kepada AFP.
Baca juga: Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza |
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan Live DetikPagi:
Simak juga Video: Erdogan Sebut PM Israel Netanyahu 'Tukang Jagal Gaza'
Belum ada konfirmasi resmi dari pihak Hamas terkait laporan tersebut. Israel juga belum memberikan tanggapan atas laporan itu.
Sementara Qatar, sebagai mediator dalam perundingan Israel dan Hamas, juga belum mengumumkan perpanjangan gencatan senjata lebih lanjut.
Di samping soal sandera, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyampaikan kekhawatiran penyebaran penyakit di antara orang-orang yang mengungsi akibat pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas di Gaza.
"1,9 Juta orang yang mengungsi di Gaza, mulai menderita berbagai jenis penyakit. Penyakit menular dan tidak menular, karena kurangnya kebutuhan dasar seperti air bersih, makanan, tempat tinggal, terutama di cuaca dingin ini," kata Dr. Ahmed Al-Mandhari, Direktur Regional WHO, kepada DW.
![]() |
Dia mengatakan WHO 'mencoba yang terbaik' untuk memanfaatkan peningkatan pengiriman bantuan ke Gaza yang dimungkinkan selama gencatan senjata sementara.
"Jumlah bahan bakar yang masuk ke Gaza sangat sedikit, di bawah ekspektasi. Jadi bahan bakar menjadi seperti oksigen bagi masyarakat di sana, untuk membantu mereka, terutama rumah sakit, tetapi juga infrastruktur seperti stasiun desalinasi air yang terhenti karena kekurangan bahan bakar,"jelas Al-Mandhari.
Dia selanjutnya mengatakan setiap rencana untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan terhambat oleh kurangnya bahan bakar.
"Misalnya, ketersediaan air, air bersih, sangat rendah karena tidak berfungsinya stasiun desalinasi, dan stasiun pembuangan kotoran manusia tidak berfungsi baik karena serangan langsung atau karena kekurangan bahan bakar," kata Al-Mandhari.