Bertambah lagi sandera yang dilepaskan oleh Hamas dan tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel pada hari kelima gencatan senjata di Jalur Gaza, atau pada Selasa (28/11) malam waktu setempat. Sedikitnya 12 sandera, termasuk 10 warga Israel, dibebaskan Hamas, dan imbalannya, 30 tahanan Palestina dibebaskan dari penjara Israel.
Seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (29/10/2023), militer Israel dalam pernyataannya mengumumkan bahwa 10 sandera Israel dan dua sandera asing telah tiba di wilayahnya pada Selasa (28/11) malam waktu setempat, setelah dibebaskan oleh Hamas di Jalur Gaza.
"Para sandera yang dibebaskan telah berada... di dalam wilayah Israel," demikian pernyataan militer Israel yang dirilis pada hari kelima jeda pertempuran di Jalur Gaza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan juga bahwa para tentara Israel yang menyambut para sandera itu 'memberi hormat dan merangkul para sandera yang dibebaskan setelah mereka kembali ke rumah'.
Dalam pernyataan terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, juga mengumumkan bahwa 12 sandera dibebaskan oleh Hamas pada Selasa (28/11) malam waktu setempat. Disebutkan Al Ansari bahwa para sandera yang dibebaskan terdiri atas 10 warga Israel dan dua warga negara Thailand.
Qatar merupakan salah satu mediator dalam kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Menurut Al Ansari, para sandera Israel yang dibebaskan mencakup sembilan perempuan dan satu anak-anak, yang usianya tidak disebut lebih lanjut.
Para sandera Israel yang dibebaskan itu juga terdiri atas beberapa orang yang berkewarganegaraan ganda, yakni dua warga Israel-Argentina, satu warga Israel-Austria, dan satu warga Israel-Filipina.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak juga Video: Viral Fasilitas Mewah Kamp Pemulihan Tentara Israel di Dekat Zona Perang
Sebagai pertukarannya, Dinas Penjara Israel membebaskan sedikitnya 30 tahanan Palestina dari penjara-penjara di wilayahnya pada Selasa (28/11) malam waktu setempat. Disebutkan bahwa puluhan tahanan Palestina itu dibebaskan dari Penjara Ofer, dekat Ramallah, Tepi Barat dan dari sebuah pusat tahanan di Yerusalem.
Pembebasan para sandera dan tahanan itu difasilitasi oleh Komite Palang Merah Internasional, sesuai dengan kesepakatan yang dicapai oleh Israel dan Hamas.
Gencatan senjata di Jalur Gaza yang seharusnya berakhir pada Senin (27/11) waktu setempat, disepakati untuk diperpanjang selama dua hari.
Qatar, dalam pengumumannya pada awal pekan ini, menyatakan bahwa kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata ini mengharuskan sedikitnya 10 sandera dibebaskan oleh Hamas di Jalur Gaza setiap harinya, dengan imbalan pembebasan tiga kali lebih banyak tahanan Palestina yang ditahan Israel.
Sementara itu, otoritas Israel mengatakan bahwa gencatan senjata dapat diperpanjang, asalkan Hamas terus membebaskan setidaknya 10 sandera setiap harinya. Namun dengan semakin sedikitnya perempuan dan anak-anak yang masih disandera, upaya untuk terus memperpanjang jeda pertempuran memerlukan perundingan baru soal pembebasan para sandera pria Israel untuk pertama kalinya.
Pada Selasa (28/11) waktu setempat, pasukan Israel dan petempur Hamas sebagian besar menahan tembakan dan kedua pihak sama-sama menyatakan harapan mereka untuk perpanjangan lebih lanjut dari jeda pertempuran di Jalur Gaza. Sejauh ini belum diketahui apakah akan ada perpanjangan gencatan senjata setelah Rabu (29/11) waktu setempat -- hari terakhir dari perpanjangan gencatan senjata yang disepakati Israel dan Hamas.