Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut pembebasan sandera gelombang pertama oleh Hamas saat gencatan senjata di Jalur Gaza hanyalah sebuah permulaan. Biden menilai ada peluang 'nyata' untuk memperpanjang gencatan senjata yang kini berlangsung sementara di daerah kantong Palestina itu.
Berbicara kepada wartawan di Massachusetts, seperti dilansir AFP, Sabtu (25/11/2023), Biden juga mengatakan bahwa sudah waktunya untuk 'memperbarui' upaya menciptakan solusi dua negara demi mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina.
Kementerian Luar Negeri Qatar, mediator dalam kesepakatan Israel dan Hamas, mengonfirmasi bahwa total 24 sandera -- terdiri atas 13 sandera Israel, 10 sandera Thailand, dan satu sandera Filipina -- telah dibebaskan oleh Hamas pada Jumat (24/11) dan diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional di Jalur Gaza.
Sementara Israel, sebut Kementerian Luar Negeri Qatar, juga telah membebaskan 39 tahanan Palestina, yang terdiri atas tahanan perempuan dan anak-anak di bawah umur, dari penjara-penjaranya.
Biden yang memimpin upaya AS dalam mewujudkan jeda pertempuran antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, menyambut baik dimulainya proses gencatan senjata selama empat hari untuk memfasilitasi pembebasan sandera dan tahanan.
"Pagi ini saya telah berdiskusi dengan tim saya saat kami memulai beberapa hari pertama penerapan kesepakatan ini. Ini baru permulaan, tapi sejauh ini berjalan dengan baik," ucap Biden.
Lebih lanjut, Biden juga menyebut ada peluang untuk memperpanjang gencatan senjata di Jalur Gaza. "Saya pikir peluangnya nyata," sebutnya.
Ketika ditanya soal sandera-sandera perempuan dan anak-anak AS yang bisa dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan itu, Biden menyatakan dirinya tidak mengetahui kapan mereka bisa dibebaskan. Namun dia mengatakan bahwa 'kami memperkirakan hal itu akan terjadi'.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan Video 'Ada Check Point Baru, Bantuan Kemanusiaan di Gaza Semakin Terhambat':
(nvc/idh)