AS Sebut Israel-Hamas Belum Sepakat soal 'Setop' Perang 5 Hari

Yulida Medistiara - detikNews
Minggu, 19 Nov 2023 12:40 WIB
Ilustrasi dampak kerusakan di Gaza (Foto: AP Photo/Fatima Shbair)
Jakarta -

Amerika Serikat (AS) masih mengupayakan tercapainya kesepakatan antara Israel dan Hamas setelah dilaporkan adanya perjanjian tentatif untuk membebaskan perempuan dan anak-anak yang disandera di Gaza dengan imbalan jeda pertempuran.

"Kami belum mencapai kesepakatan, namun kami terus bekerja keras untuk mencapai kesepakatan," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson melalui media sosialnya X, sebelumnya Twitter, sebagai tanggapan terhadap Washington Post yang melaporkan bahwa kesepakatan telah disepakati, dilansir AFP, Minggu (19/11/2023).

Diketahui Washington Post mengatakan detail dari 6 halaman perjanjian soal pembebasan sandera yang dimulai dalam beberapa hari dan juga bisa mengarah ke jeda keberlanjutan pertama pada konflik di Gaza.

Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, surat kabar itu mengatakan semua pihak akan menghentikan operasi tempur setidaknya selama lima hari. Sementara beberapa sandera dibebaskan secara bertahap dengan pengawasan dari atas untuk memantau pergerakan untuk mengawasi jeda tersebut. Namun Gedung Putih dengan cepat merespons pada Sabtu malam dengan pesannya pada X untuk menolak adanya terobosan besar.

Diketahui, Israel telah berjanji untuk menghancurkan Hamas sebagai tanggapan terhadap serangan 7 Oktober, yang menurut para pejabat Israel menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar adalah warga sipil, dan menyebabkan sekitar 240 orang disandera.

Serangan udara dan darat yang tiada henti dari tentara Israel telah menewaskan 12.300 orang, lebih dari 5.000 di antaranya adalah anak-anak. Data tersebut tercatat sejak 2007.

Penasihat utama Presiden AS Joe Biden untuk Timur Tengah mengatakan pada Sabtu pagi bahwa akan ada 'jeda yang signifikan' dalam perang jika sandera yang ditahan oleh militan di Gaza dibebaskan.

"Peningkatan bantuan kemanusiaan, peningkatan bahan bakar, jeda... akan terjadi ketika para sandera dibebaskan," kata Brett McGurk pada konferensi keamanan di Bahrain.

Pembebasan sejumlah besar sandera akan menghasilkan "jeda yang signifikan... dan gelombang bantuan kemanusiaan yang besar," katanya.

McGurk mengatakan Biden telah membahas masalah tersebut pada Jumat malam dengan penguasa negara Teluk Qatar, yang memimpin upaya mediasi menuju gencatan senjata dan pembebasan para tawanan.

Minggu ini Biden mengatakan dia 'sedikit berharap' mencapai kesepakatan untuk membebaskan para sandera, yang diyakini mencakup sekitar 10 warga negara AS. Diketahui, Israel menolak untuk mengindahkan seruan gencatan senjata sebelum semua sandera dibebaskan.




(yld/idn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork