Lima warga Palestina tewas pada Sabtu (18/11) pagi waktu setempat dalam serangan udara Israel yang jarang terjadi di Tepi Barat yang diduduki. Menurut sumber-sumber organisasi Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina dan Fatah, kelima korban tewas adalah petempur sayap bersenjata partai Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Serangan pasukan Israel yang menargetkan kelompok-kelompok milisi Palestina di Tepi Barat telah meningkat sejak Hamas melancarkan serangannya pada 7 Oktober terhadap Israel selatan.
Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (18/11/2023), militer Israel mengatakan mereka telah membunuh "sejumlah teroris" dalam serangan udara di kamp pengungsi Balata di Nablus, yang menurut PBB merupakan rumah bagi sekitar 24.000 orang. Kamp pengungsi tersebut dikelola oleh PBB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kamp tersebut dianggap sebagai pusat militan dan menampung para petempur dari Hamas, sekutu mereka Jihad Islam, dan partai Fatah yang memimpin Otoritas Palestina di Tepi Barat, yang diduduki Israel sejak 1967.
Organisasi Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan lima orang tewas dan dua lainnya terluka dalam serangan udara Israel.
Para saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa serangan tersebut tampaknya berasal dari sebuah drone. Sumber Fatah mengonfirmasi bahwa para korban tewas adalah anggota gerakan yang didirikan oleh Yasser Arafat tersebut.
Mereka yang tewas dalam serangan itu termasuk Muhammad Zahed, kata militer Israel, yang menyebutnya sebagai "seorang teroris terkemuka di kota Nablus". Militer Israel menyebut dia terlibat dalam penembakan pada bulan April di Yerusalem yang melukai dua warga sipil Israel.
Simak Video 'Tinggalkan Gaza, 11 Orang Tewas Diserang Israel di Khan Younis':
Dalam sebuah pernyataan, militer Israel menyatakan mereka akan "terus beroperasi untuk menghilangkan ancaman dan menargetkan operasi yang terlibat dalam serangan teror terhadap Israel".
Saksi mata mengatakan pasukan Israel memasuki kamp pengungsi dengan berjalan kaki setelah serangan udara dan menghancurkan sebuah rumah kosong, tanpa menimbulkan korban lebih lanjut.
Serangan udara itu terjadi sehari setelah militer Israel mengatakan pihaknya telah menewaskan sedikitnya tujuh milisi dalam dua konfrontasi terpisah di Tepi Barat.
Lima orang tewas di kamp pengungsi Jenin, kata militer Israel, dan menambahkan dua "penyerang" juga tewas di dekat Hebron setelah melepaskan tembakan ke arah tentara Israel.