Khamenei Bilang ke Hamas: Iran Tak Akan Ikut Berperang!

Khamenei Bilang ke Hamas: Iran Tak Akan Ikut Berperang!

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 17 Nov 2023 09:48 WIB
Iran’s Supreme Leader Ali Khamenei meets with Palestinian group Hamas’ top leader, Ismail Haniyeh, in Tehran, Iran, June 21, 2023. (West Asia News Agency via Reuters)
Ilustrasi -- Pertemuan Khamenei dan Haniyeh pada Juni lalu (dok.West Asia News Agency via Reuters)
Teheran -

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dilaporkan telah memberikan pesan yang jelas kepada Hamas, bahwa Teheran tidak akan terlibat dalam perang melawan Israel yang sedang berkecamuk di Jalur Gaza. Khamenei menyatakan Iran terus mendukung Hamas, tapi tidak akan ikut campur dalam perang.

Seperti dilansir Al Arabiya dan Reuters, Jumat (17/11/2023), laporan Reuters yang mengutip tiga pejabat senior Iran mengungkapkan bahwa pesan jelas itu disampaikan Khamenei kepada pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam pertemuan keduanya di Teheran, Iran pada awal November lalu.

"Anda tidak memberi kami peringatan atas serangan Anda pada 7 Oktober terhadap Israel dan kami tidak akan ikut berperang atas nama Anda," demikian kira-kira pesan Khamenei untuk Haniyeh seperti diungkapkan tiga sumber yang dikutip Reuters.

Disebutkan juga oleh para pejabat Iran dan Hamas yang mengetahui pembahasan itu, bahwa Khamenei mengatakan kepada Haniyeh jika Iran akan terus memberikan dukungan politik dan moral kepada Hamas, namun tidak akan melakukan intervensi secara langsung.

Dalam pertemuan di Teheran itu, menurut salah satu pejabat Hamas, Khamenei menekan Haniyeh untuk membungkam suara-suara kelompok Palestina yang secara terbuka menyerukan Iran dan sekutunya di Lebanon, Hizbullah, untuk bergabung dalam perang melawan Israel dengan kekuatan penuh.

Hizbullah juga dilaporkan terkejut dengan serangan Hamas bulan lalu yang menewaskan 1.200 orang. Tiga sumber yang dekat dengan Hizbullah menyatakan bahwa kelompok Hizbullah bahkan tidak bersiaga di desa-desa dekat perbatasan, yang menjadi garis pertempuran dalam perang melawan Israel tahun 2006 lalu.

Para milisi Hizbullah, menurut ketiga sumber itu, harus dikerahkan dengan cepat ke perbatasan dengan Israel usai serangan Hamas terjadi awal bulan lalu.

"Kami terbangun karena adanya perang," ucap seorang komandan Hizbullah, yang enggan disebut namanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak Video 'Serangan Israel Berlanjut, Ledakan-Asap Tebal Terlihat di Langit Gaza':

ADVERTISEMENT

[Gambas:Video 20detik]

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Krisis yang kini terjadi menandai pertama kalinya apa yang disebut sebagai 'Poros Perlawanan' melakukan mobilisasi di berbagai front pada saat bersamaan. Poros Perlawanan merupakan aliansi militer yang dibangun oleh Iran selama empat dekade untuk melawan kekuatan Israel dan Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah.

Hizbullah terlibat serentetan bentrokan terbesar dengan Israel selama hampir 20 tahun terakhir. Kelompok milisi lainnya yang didukung Iran juga menargetkan pasukan AS di Irak dan Suriah beberapa waktu terakhir. Pemberontak Houthi yang didukung Teheran di Yaman juga meluncurkan rudal dan drone ke Israel.

Konflik ini juga menguji batas-batas koalisi regional yang anggota-anggotanya -- termasuk pemerintah Suriah, Hizbullah, Hamas dan milisi lainnya dari Irak hingga Yaman -- memiliki prioritas dan tantangan domestik yang berbeda.

Melihat situasi ini, pakar soal Hizbullah dari lembaga think-tank Carnegie Middle East Center di Beirut, Mohanad Hage Ali, menilai serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu telah membuat mitra poros perlawanan memiliki pilihan sulit dalam menghadapi musuh yang memiliki kekuatan senjata yang jauh lebih unggul.

"Ketika Anda membangunkan beruang dengan serangan seperti itu, cukup sulit bagi sekutu Anda untuk berdiri di posisi yang sama dengan Anda," ucapnya.

Hamas Memohon Bantuan Poros Perlawanan

Hamas yang menguasai Jalur Gaza sejak tahun 2007, sedang berjuang untuk bertahan hidup melawan Israel yang ingin membalas dendam. Tel Aviv telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas dan melancarkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza selama sebulan terakhir yang menewaskan lebih dari 11.000 orang.

Pada 7 Oktober lalu, komandan militer Hamas Mohammed Deif menyerukan kepada sekutu poros perlawanan untuk bergabung dalam perjuangan.

"Saudara-saudara kami dalam perlawanan Islam di Lebanon, Iran, Yaman, Irak dan Suriah, ini adalah hari ketika perlawanan Anda bersatu dengan rakyat Anda di Palestina," ucap Deif dalam pesan audio pada saat itu.

Tanda-tanda rasa frustrasi muncul dalam pernyataan publik selanjutnya dari para pemimpin Hamas, termasuk Khaled Meshaal, dalam wawancara televisi pada 16 Oktober lalu, ketika dia berterima kasih kepada Hizbullah atas tindakan sejauh ini. Namun Meshaal juga menyatakan 'pertempuran memerlukan lebih banyak hal'.

Namun demikian, menurut enam pejabat yang memahami pemikiran Teheran, pemimpin aliansi Iran tidak akan langsung campur tangan dalam perang, kecuali jika negaranya diserang oleh Israel atau AS.

Sebaliknya, para pemimpin Iran berencana terus menggunakan jaringan sekutu bersenjata mereka, termasuk Hizbullah, untuk melancarkan serangan roket dan drone terhadap target-target AS di Timur Tengah.

Strategi ini, menurut para sumber tersebut, menjadi upaya yang disesuaikan untuk menunjukkan solidaritas bagi Hamas di Jalur Gaza dan melemahkan militer Israel tanpa terlibat dalam konfrontasi langsung dengan Tel Aviv yang juga bisa menyeret masuk Washington.

"Ini adalah cara mereka mencoba menciptakan perlawanan. Sebuah cara untuk mengatakan: 'Selama Anda tidak menyerang kami, hal ini akan tetap sama. Tapi jika Anda menyerang kami, semuanya berubah," sebut mantan diplomat senior AS yang memiliki spesialisasi Timur Tengah, Dennis Ross, yang sekarang bekerja di lembaga think-tank Near East Policy.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads