Serangan Israel terhadap Gaza tiada henti hingga mengakibatkan jumlah korban tewas mencapai angka 11.000 sampai saat ini. Kecaman terhadap agresi militer itu Israel datang dari Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) hingga Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Dilansir Aljazeera, Jumat (10/11/2023), Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan jumlah warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi setidaknya 11.078 orang.
Menurut data Kementerian Kesehatan di Gaza, Korban tewas mencakup sedikitnya 4.506 anak-anak. Sementara itu, jumlah rumah sakit yang tidak berfungsi sejak awal serangan Israel di Gaza telah mencapai 21.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah itu merupakan informasi terbaru dari juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf al-Qudra. Sebelumnya, Palestina menyebut 18 rumah sakit telah berhenti beroperasi.
Menteri Kesehatan Palestina Mai al-Kaila sebelumnya mengatakan 18 rumah sakit di Gaza telah menghentikan operasinya sejak dimulainya serangan militer Israel pada awal Oktober.
"Israel mengabaikan komunitas internasional, dan terus melakukan kejahatan terhadap rumah sakit, pusat kesehatan dan tempat penampungan di seluruh Jalur Gaza," kata al-Kaila dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh kantor berita Palestina Wafa.
Kecaman lantas datang dari beberapa pemipin dunia, mulai dari MBS hingga Macron.
Agresi Militer Israel Pelanggaran Hukum
![]() |
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) menegaskan kecaman Riyadh atas agresi mliter dan pelanggaran hukum yang dilakukan Israel terhadap Jalur Gaza dan terjadinya pemindahan paksa warga sipil di daerah kantong Palestina tersebut.
Seperti dilansir Al Arabiya dan AFP, Sabtu (11/11/2023), penegasan itu disampaikan MBS yang juga Perdana Menteri (PM) Saudi saat menyampaikan pidato pembukaan KTT Saudi-Afrika di Riyadh pada Jumat (10/11) waktu setempat.
"Kami mengutuk pelanggaran hukum internasional yang dilakukan otoritas pendudukan Israel di Gaza," tegas MBS dalam pidatonya.
Pernyataan itu menjadi komentar publik pertama MBS sejak perang antara Israel dan Hamas dimulai awal bulan lalu.
Simak selengkapnya di halaman berikut
Macron Kecam Pengeboman Israel di Gaza
![]() |
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan kepada Israel untuk berhenti melakukan pengeboman terhadap warga sipil di Jalur Gaza. Macron menegaskan 'tidak ada pembenaran' untuk pengeboman terhadap warga sipil dan menyebut kematian hanya akan memicu 'kebencian'.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (11/11/2023), seruan itu disampaikan Macron dalam wawancara terbaru dengan media terkemuka Inggris, BBC, pada Jumat (11/11) waktu setempat.
Macron mengatakan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri setelah serangan Hamas terjadi pada 7 Oktober, namun dia juga menambahkan bahwa: "De-facto -- saat ini, warga sipil dibom -- secara de-facto. Bayi-bayi ini, para wanita, orang-orang lanjut usia ini dibom dan dibunuh."
"Jadi tidak ada alasan dan legitimasi untuk melakukan hal tersebut. Jadi kami mendesak Israel untuk menghentikannya," tegas Macron dalam wawancara itu.
Macron menyatakan Prancis 'dengan jelas mengutuk' serangan lintas perbatasan yang didalangi oleh Hamas sebulan lalu, yang menurut otoritas Tel Aviv telah menewaskan 1.200 orang, yang sebagian besar warga sipil, dan membuat 240 orang lainnya disandera.
Otoritas kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, melaporkan lebih dari 11.000 orang tewas akibat serangan Israel selama sebulan terakhir.
"Kami merasakan penderitaan yang sama dengan Israel. Dan kami juga memahami tekad mereka untuk menyingkirkan terorisme. Kami mengetahui apa arti terorisme di Prancis," ucap Macron dalam wawancara yang digelar di sela-sela forum perdamaian internasional di Paris.
Kendati demikian, dia juga menegaskan bahwa 'tidak ada pembenaran' untuk pengeboman terhadap warga sipil.
"Ini sangat penting bagi kita semua karena prinsip-prinsip kita, karena kita ada negara demokrasi. Penting juga untuk jangka menengah dan panjang bagi keamanan Israel sendiri, untuk menyadari semua nyawa itu berharga," sebut Macron mengingatkan.
Dalam wawancara dengan BBC ini, Macron secara terang-terangan menyatakan dirinya tidak setuju jika disebut cara terbaik bagi Israel 'untuk melindungi diri adalah dengan melakukan pengeboman besar-besaran di Gaza'.
Menurutnya, pengeboman semacam itu hanya akan menciptakan 'kebencian dan perasaan buruk' di kawasan Timur Tengah.
Ditambahkan oleh Macron bahwa 'kesimpulan yang jelas' telah dicapai oleh semua pemerintah lembaga bantuan kemanusiaan yang hadir dalam forum perdamaian internasional di Paris, yakni 'jeda kemanusiaan' yang diikuti 'gencatan senjata' menjadi satu-satunya cara melindungi warga sipil di Jalur Gaza.
"Tidak ada solusi lain selain pertama-tama, menerapkan jeda kemanusiaan, kemudian melakukan gencatan senjata, yang akan memungkinkan (kita) untuk melindungi... semua warga sipil yang tidak ada hubungannya dengan para teroris," cetus Macron.
Saat ditanya lebih lanjut apakah dirinya menginginkan para pemimpin dunia lainnya, termasuk dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris, untuk bergabung dengan dirinya menyerukan gencatan senjata, Macron menjawab: "Saya berharap mereka akan menyerukannya."
Simak selengkapnya di halaman berikut
Perlunya Tindakan di Gaza Bukan Kata-kata
![]() |
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan bahwa waktunya telah tiba untuk mengambil tindakan atas perang yang berkecamuk di Jalur Gaza. Raisi menegaskan bahwa tindakan diperlukan untuk Jalur Gaza, bukan sekadar kata-kata belaka.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (11/11/2023), Raisi menyampaikan komentar terbarunya soal perang di Jalur Gaza ini saat hendak terbang ke Riyadh, Arab Saudi, untuk menghadiri pertemuan luar biasa membahas perang antara Israel dan Hamas di daerah kantong Palestina tersebut.
"Gaza bukanlah arena untuk kata-kata. Itu seharusnya untuk tindakan," tegas Raisi saat berbicara kepada wartawan di Bandara Teheran pada Sabtu (11/11) waktu setempat, sebelum berangkat ke Riyadh dalam rangka menghadiri pertemuan luar biasa antara negara-negara Arab dan mayoritas Islam.
"Saat ini, persatuan negara-negara Islam sangat penting," sebutnya.