Hamas-Israel Sedang Negosiasi Soal Pembebasan Sandera Sipil

Hamas-Israel Sedang Negosiasi Soal Pembebasan Sandera Sipil

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 11 Nov 2023 15:16 WIB
Sebuah terowongan labirin luas yang dibangun oleh kelompok militan Hamas membentang di jalur padat penduduk di Gaza. Terowongan itu menyembunyikan para pejuang, persenjataan roket, dan lebih dari 200 sandera.
Ilustrasi -- Penampakan terowongan bawah tanah Hamas yang membentang di Jalur Gaza, yang diduga menjadi tempat para sandera ditahan (dok. Reuters)
Tel Aviv -

Kelompok Hamas dan Israel dilaporkan sedang melakukan negosiasi seputar upaya pembebasan para sandera yang kini ditahan di Jalur Gaza. Otoritas Tel Aviv sebelumnya menyebut ada lebih dari 240 orang yang disandera Hamas dan dibawa ke Jalur Gaza usai serangan mematikan pada 7 Oktober lalu.

Seperti dilansir Al Jazeera, Sabtu (11/11/2023), informasi soal negosiasi antara Hamas dan Israel ini disampaikan oleh media terkemuka New York Times (NYT), yang mengutip sejumlah pejabat Israel yang enggan disebut namanya dan beberapa sumber lainnya yang memahami negosiasi tersebut.

Laporan NYT menyebutkan bahwa Hamas dan Israel sedang menegosiasikan dua proposal untuk pembebasan sandera di Jalur Gaza, dengan salah satu proposal mencakup pembebasan sejumlah kecil warga sipil dan satu proposal lainnya melibatkan kemungkinan pembebasan sekitar 100 orang yang ditahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdasarkan satu proposal yang sedang dibahas, Hamas akan membebaskan 10-20 sandera sipil -- wanita dan anak-anak Israel serta warga negara asing, termasuk warga negara Amerika -- sebagai pertukaran atas jeda singkat pertempuran," sebut NYT dalam laporannya.

"Hal itu bisa diikuti dengan pembebasan lebih besar, yakni sekitar 100 warga sipil, jika persyaratannya dipenuhi," imbuh laporan NYT tersebut.

ADVERTISEMENT

Sebagai imbalan atas pembebasan sandera, menurut seorang pejabat Israel kepada NYT, Hamas disebut meminta penghentian sementara pertempuran, kemudian lebih banyak bantuan kemanusiaan, bahan bakar untuk rumah sakit, dan pembebasan tahanan wanita dan anak-anak di penjara Israel.

Ditambahkan pejabat itu bahwa otoritas Israel telah menyampaikan ketidakyakinan dalam pembebasan para tahanan.

NYT dalam laporannya juga menyebut bahwa Qatar menjadi mediator utama dalam negosiasi yang sedang berlangsung antara Hamas dan Israel tersebut. Sejumlah pejabat senior AS juga disebut ikut terlibat dalam negosiasi itu.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Negosiasi ini dilakukan saat kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memperburuk, yang meningkatkan seruan gencatan senjata kemanusiaan dari komunitas internasional. Namun Hamas dan Israel sama-sama menolak untuk menerapkan gencatan senjata.

Pekan ini, Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menegaskan tidak akan akan ada gencatan senjata sampai semua sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan. Sementara Hamas sebelumnya menyatakan enggan membebaskan sandera atau menghentikan pertempuran saat Jalur Gaza terus diserang.

Rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza yang berlangsung selama sebulan terakhir, menurut otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan sedikitnya 11.078 orang, yang mencakup lebih dari 4.500 anak-anak.

Serangan Israel itu membalas serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober lalu, yang menurut para pejabat Tel Aviv telah menewaskan 1.200 orang dan membuat 240 orang lainnya disandera. Mereka yang disandera Hamas tidak hanya terdiri atas warga sipil dan tentara Israel, namun juga sejumlah warga negara asing. Para sandera itu diyakini kini ditahan di Jalur Gaza.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads