Dalih Netanyahu soal Sandera Jadi Syarat Gencatan Senjata di Gaza

Dalih Netanyahu soal Sandera Jadi Syarat Gencatan Senjata di Gaza

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 08 Nov 2023 20:04 WIB
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu speaks during a press conference with Defense Minister Yoav Gallant and Cabinet Minister Benny Gantz in the Kirya military base in Tel Aviv , Israel , 28 October 2023. ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS/File Photo Acquire Licensing Rights
Foto: PM Israel Benjamin Netanyahu (ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS/File Photo Acquire Licensing Rights)
Jakarta -

Upaya gencatan senjata di Gaza terus digaungkan agar perang berhenti. Namun, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kukuh tidak akan ada gencatan senjata dengan dalih masih ada sandera.

Sebagaimana diketahui, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) gagal lagi menciptakan konsensus untuk menghentikan perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Penyebabnya, Amerika Serikat (AS), dan Inggris menentang rencana resolusi karena menyebut soal gencatan senjata.

Sidang Dewan Keamanan PBB sebelumnya juga gagal menyepakati resolusi soal Jalur Gaza, termasuk karena adanya dua veto dari AS. Situasi ini semakin menggarisbawahi kompleksitas dalam mencapai konsensus mengenai masalah penting ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Diketahui bahwa resolusi Dewan Keamanan PBB berbeda dengan resolusi Majelis Umum PBB, yang dalam rapat darurat pada akhir Oktober lalu berhasil meloloskan resolusi yang menyerukan 'gencatan senjata kemanusiaan segera' di Jalur Gaza.

Seperti dilansir CNN, Selasa (7/11/2023), Dewan Keamanan PBB menggelar sidang tertutup pada Senin (6/11), waktu setempat. Sidang itu diharapkan bisa menghasilkan resolusi untuk menangani perang dan krisis kemanusiaan di Gaza.

"Belum ada kesepakatan pada saat ini," tegas Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, dalam pernyataannya.

Mengapa Israel menolak gencatan senjata? Baca halaman selanjutnya.

Simak juga 'Benjamin Netanyahu Bicara Kemungkinan Jeda Taktis untuk Bantuan Kemanusiaan':

[Gambas:Video 20detik]



Netanyahu Tolak Gencatan Senjata

Sementara itu, dilansir Al Arabiya dan Al Jazeera, Rabu (8/11/2023), Netanyahu mengabaikan seruan-seruan gencatan senjata itu.

"Tidak akan ada masuknya bensin... tidak ada gencatan senjata tanpa pembebasan para sandera," tegas Netanyahu dalam pernyataan terbarunya yang disiarkan televisi lokal Israel. Media The Times of Israel menyebut pernyataan Netanyahu itu disampaikan dari markas besar militer Kirya di Tel Aviv.

Netanyahu menuntut agar Palang Merah diberikan akses terhadap para sandera yang kini ditahan di wilayah Jalur Gaza.

Disebutkan juga oleh Netanyahu dalam pernyataannya bahwa militer Israel kini mengepung Gaza City -- kota terbesar di Jalur Gaza -- dan beroperasi di dalamnya saat perang melawan Hamas terus berlanjut.

"Gaza City dikepung. Kami beroperasi di dalamnya," sebutnya.

Minta Warga Palestina Mengungsi

Dia menyerukan kembali kepada warga sipil Palestina yang ada di Jalur Gaza untuk segera mengungsi ke zona selatan demi keselamatan mereka sendiri. "Kami tidak akan berhenti," ucapnya.

Dalam pernyataannya yang menandai sebulan perang Israel melawan Hamas ini, Netanyahu juga memberikan peringatan untuk kelompok Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon. Dia menyebut Hizbullah akan 'melakukan kesalahan besar' jika membuka front baru dalam perang dari basisnya di Lebanon.

Perang yang berkecamuk antara Israel dan Hamas dimulai 7 Oktober ketika kelompok milisi Palestina itu menyeberang dari perbatasan Jalur Gaza dan menyerbu wilayah Israel bagian selatan. Menurut otoritas Israel, sekitar 1.400 orang yang sebagian besar warga sipil tewas akibat serangan Hamas.

Para pejabat Tel Aviv juga menyebut lebih dari 240 orang, yang tidak hanya terdiri atas warga sipil dan tentara Israel tapi juga warga negara asing, disandera oleh Hamas dan dibawa ke Jalur Gaza. Serangan Hamas itu tercatat sebagai serangan terburuk terhadap Israel sejak negara itu didirikan tahun 1948 silam.

Halaman 3 dari 3
(rdp/rdp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads