Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengumumkan bahwa serangan udaranya terhadap Jalur Gaza telah menewaskan seorang anggota senior Hamas yang dijuluki sebagai 'pengembang senjata'.
"Tentara IDF terus beroperasi di dalam Jalur Gaza untuk membunuh para teroris dan mengarahkan pesawat untuk menyerang infrastruktur teror," demikian pernyataan IDF atau militer Israel, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (8/11/2023).
"Berdasarkan intelijen Badan Keamanan Israel (ISA) dan IDF, sebuah jet tempur IDF menewaskan Mohsen Abu Zina, Kepala Senjata dan Industri Hamas dalam departemen manufakturnya," imbuh pernyataan IDF tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, militer Israel menuding Zina sebagai pakar dalam pengembangan senjata strategis yang digunakan oleh Hamas selama ini.
"Sebagai bagian dari perannya, Mohsen Abu Zina menjabat sebagai salah satu pengembang senjata terkemuka Hamas dan seorang pakar dalam mengembangkan senjata strategis dan roket yang digunakan oleh teroris Hamas," sebut IDF dalam pernyataannya.
Disebutkan juga oleh militer Israel dalam pernyataannya bahwa pasukannya 'mengidentifikasi sel teroris yang berencana menembakkan rudal anti-tank' ke posisi mereka. Militer Israel mengklaim 'sel teroris' itu telah diserang dengan pesawat tempur hingga menewaskan 'beberapa teroris'.
"Pasukan IDF mengarahkan sebuah pesawat untuk menyerang sel teroris yang bertanggung jawab meluncurkan roket ke arah Israel. Beberapa teroris tewas dalam serangan itu," demikian pernyataan IDF.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak juga Video: Penderitaan Warga Palestina, Sebulan Tanpa Air-Layanan Kesehatan
Israel melancarkan serangan udara besar-besaran dan mengerahkan operasi darat ke Jalur Gaza dalam upaya menumpas Hamas, setelah serangan mengejutkan pada 7 Oktober lalu. Para pejabat Tel Aviv menyebut lebih dari 1.400 orang tewas dan lebih dari 240 orang disandera Hamas.
Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut lebih dari 10.000 orang, sebagian besar warga sipil dan nyaris separuhnya anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel dalam sebulan terakhir.
Terus bertambahnya jumlah korban tewas di Jalur Gaza semakin memicu seruan internasional soal gencatan senjata kemanusiaan. Namun Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bersikeras menyatakan tidak akan akan ada gencatan senjata sampai semua sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan.