Generator Utama Mati, Operasional RS Indonesia di Gaza Terancam

Generator Utama Mati, Operasional RS Indonesia di Gaza Terancam

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 02 Nov 2023 17:24 WIB
Palestinians stand outside the Indonesian Hospital in Beit Lahia in the northern Gaza Strip on January 13, 2016. The Indonesian Hospital, which is the first new hospital in a decade in the Palestinian enclave, was funded by an Indonesian NGO and opened its doors at the end of 2015.
The 50-day war in July-August 2014, which killed 73 Israelis and some 2,200 Palestinians, destroyed or severely damaged more than 20,000 Palestinian homes, 148 schools, 15 hospitals and 45 primary healthcare centres. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP)
Ilustrasi -- Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza (dok. AFP/MOHAMMED ABED)
Gaza City -

Operasional Rumah Sakit (RS) Indonesia di Jalur Gaza terancam setelah generator utama pada rumah sakit itu tidak lagi beroperasi. Situasi semakin mengkhawatirkan karena RS Indonesia saat ini menampung banyak korban luka akibat gempuran Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia pekan ini.

Seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (2/11/2023), RS Indonesia merupakan satu-satunya rumah sakit yang masih beroperasi di wilayah Jalur Gaza bagian utara. Beberapa rumah sakit lainnya tidak beroperasi lagi setelah kehabisan bahan bakar akibat pengepungan Israel yang memblokir pasokan ke wilayah tersebut.

Laporan koresponden Al Jazeera di Jalur Gaza menyebut seluruh korban luka akibat gempuran Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia, yang juga terletak di Jalur Gaza bagian utara, pada Selasa (31/10) dan Rabu (1/11) dilarikan ke RS Indonesia. Situasi ini memaksa RS Indonesia untuk bekerja melebihi kapasitasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyaknya jumlah korban luka memaksa rumah sakit untuk bekerja 50 kali lipat melebihi kapasitasnya karena kekurangan pasokan medis dan bahan bakar," sebut koresponden Al Jazeera, Hani Mahmoud, yang melaporkan dari Khan Younis, Jalur Gaza.

Otoritas Gaza menyebut sedikitnya 195 orang dikonfirmasi tewas, 120 orang lainnya masih hilang dan sebanyak 777 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia.

ADVERTISEMENT

Menurut pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza, rumah sakit itu terpaksa mengambil keputusan serius dengan mematikan generator utama karena kekurangan bahan bakar ekstrem. RS Indonesia di Jalur Gaza saat ini hanya mengandalkan generator kecil untuk menjaga ICU tetap beroperasi.

"Kami tidak mengetahui sampai kapan rumah sakit ini bisa bertahan," ucap Mahmoud dalam laporannya.

"Kapan saja sepanjang hari, kami bisa mendengar pengumuman penutupan total rumah sakit yang akan menjadi sebuah bencana. Itu akan mengubah rumah sakit menjadi kamar mayat yang besar," ujarnya.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Pasokan bahan bakar belum juga tersedia di Jalur Gaza setelah berhari-hari peringatan dilontarkan bahwa bencana tidak terhindarkan bagi rumah-rumah sakit di daerah kantong Palestina yang berjuang untuk tetap beroperasi di tengah situasi krisis.

Dengan matinya generator utama pada RS Indonesia, sebut Al Jazeera dalam laporannya, RS Indonesia saat ini terpaksa menggunakan generator cadangan. Hal ini berarti stasiun oksigen pada rumah sakit, juga ventilasi dan pendingin ruangan (AC) ikut terhenti.

"Ruang pendingin yang digunakan untuk menjaga jenazah tetap dingin, juga tidak berfungsi," demikian seperti dilaporkan Al Jazeera.

Para pejabat Jalur Gaza memperingatkan bahwa RS Indonesia akan bisa beroperasi sebagian selama beberapa hari ke depan dengan menggunakan generator cadangan, sebelum nantinya rumah sakit tersebut ditutup sepenuhnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads