Sebanyak 76 warga Palestina yang mengalami luka-luka dan 335 warga negara asing atau berkewarganegaraan ganda diperbolehkan menyeberang dari Jalur Gaza menuju ke Mesir, melalui perlintasan perbatasan Rafah, pada Rabu (1/11) waktu setempat.
Seperti dilansir AFP, Kamis (2/11/2023), itu menjadi penyeberangan warga sipil pertama yang diizinkan masuk ke Mesir dari Jalur Gaza sejak Israel menerapkan 'pengepungan total' terhadap daerah kantong Palestina usai serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Hingga Rabu (1/11) sore, sekitar pukul 16.30 waktu setempat, menurut seorang pejabat Mesir di Rafah, beberapa ambulans mengangkut 76 warga Palestina yang mengalami luka-luka dan enam bus membawa 335 pemegang paspor asing ke wilayah Mesir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Mesir mengatakan pihaknya akan mengizinkan 90 warga Palestina yang luka-luka dan sekitar 545 warga negara asing dan berkewarganegaraan ganda untuk melintasi perbatasan pada Rabu (1/11) waktu setempat.
"Terminal Rafah akan dibuka kembali pada Kamis (2/11) untuk memungkinkan masuknya lebih banyak warga asing dan warga berkewarganegaraan ganda," ucap seorang sumber keamanan kepada AFP.
Empat warga Italia termasuk di antara daftar warga negara asing yang meninggalkan Jalur Gaza pada Rabu (1/11) waktu setempat.
"Saya baru saja berbicara dengan empat warga Italia pertama yang meninggalkan Jalur Gaza. Mereka lelah namun dalam kondisi kesehatan yang baik, dibantu oleh Konsul Italia di Kairo. Kami terus berupaya agar semua orang bisa keluar," ucap Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani dalam pernyataan via media sosial X.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Simak juga Video: Foto Satelit Sebelum dan Setelah Kamp Pengungsi Gaza Dibom Israel
Kelompok pertama yang diperbolehkan masuk ke Mesir dari Jalur Gaza itu juga mencakup lima warga negara Prancis.
"Kami terus melanjutkan upaya kami sehingga semua rekan senegara kami, staf kami, dan keluarga mereka yang berharap demikian bisa meninggalkan Gaza sesegera mungkin," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis, menyatakan keprihatinan bagi sekitar 50 warga negara Prancis dan keluarganya.
Pada Selasa (31/10) waktu setempat, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan kepada Kongres bahwa ada sekitar 1.000 orang, termasuk 400 warga negara AS dan kerabat dekat mereka, yang terjebak di Jalur Gaza dan berupaya mengungsi.