Pemerintah Israel memberikan reaksi keras atas keputusan Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan negara Yahudi itu terkait perang yang berkecamuk di Jalur Gaza. Tel Aviv menyebut Bolivia sama saja menyerah pada terorisme dan menuduh negara itu bersekutu dengan Hamas, yang kini berperang dengan Israel di Jalur Gaza.
"Keputusan pemerintah Bolivia untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sama saja menyerah pada terorisme dan kepada rezim Ayatollah di Iran," sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Lior Haiat, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (1/11/2023).
"Dengan mengambil langkah ini, pemerintah Bolivia bersekutu dengan organisasi teroris Hamas," tuduhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bolivia, pada Selasa (31/10) malam waktu setempat, mengumumkan pemutusan hubungan dengan Israel karena 'serangan militer yang agresif dan tidak proporsional' oleh negara Yahudi itu terhadap Jalur Gaza.
"Pemerintah telah mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan negara Israel sebagai penolakan dan kecaman terhadap serangan militer Israel yang agresif dan tidak proporsional yang dilakukan di Jalur Gaza," kata Wakil Menteri Luar Negeri Bolivia Freddy Mamani dalam konferensi pers.
Menteri Kepresidenan Maria Nela Prada dalam konferensi pers yang sama mengatakan Bolivia juga mendesak Israel untuk mengakhiri serangan terhadap Jalur Gaza. Dia juga mengatakan bahwa negaranya akan segera mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
"Kami menuntut diakhirinya serangan-serangan di Jalur Gaza, yang sejauh ini telah menyebabkan kematian ribuan warga sipil dan pengungsian paksa warga Palestina," cetusnya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Tegas! Bolivia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel':
Dua negara Amerika Latin lainnya, Kolombia dan Chile, menarik pulang Duta Besar mereka dari Israel terkait perang yang terus berlangsung dan krisis kemanusiaan yang semakin meningkat di Jalur Gaza.
Militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran dan tanpa henti terhadap Jalur Gaza untuk membalas serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, yang dilaporkan menewaskan lebih dari 1.400 orang, yang sebagian besar warga sipil.
Otoritas kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan lebih dari 8.500 orang, yang dua pertiganya adalah wanita dan anak-anak, tewas akibat gempuran Israel selama tiga pekan terakhir.
Serangan terbaru Israel yang menghantam kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza bagian utara pada Selasa (31/10) malam, menurut otoritas kesehatan Gaza, menewaskan sedikitnya 50 orang.