AS dan Beberapa Negara Jajaki Masa Depan Gaza Tanpa Hamas

AS dan Beberapa Negara Jajaki Masa Depan Gaza Tanpa Hamas

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 01 Nov 2023 10:51 WIB
U.S. Secretary of State Antony Blinken speaks to media with El Salvador’s Foreign Minister Alexandra Hill at the State Department in Washington, U.S., August 7, 2023. REUTERS/Kevin Wurm/File Photo Acquire Licensing Rights
Menlu AS Antony Blinken (dok. REUTERS/Kevin Wurm/File Photo Acquire Licensing Rights)
Washington DC -

Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara lainnya sedang mempertimbangkan 'berbagai kemungkinan permutasi' untuk masa depan Jalur Gaza, jika Hamas sepenuhnya disingkirkan dari kekuasaan atas daerah kantong Palestina tersebut.

Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (1/11/2023), Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken mengatakan kepada Komite Alokasi Senat yang menggelar rapat pada Selasa (31/10) waktu setempat, bahwa status quo Hamas yang bertanggung jawab atas Jalur Gaza tidak bisa dilanjutkan.

Di sisi lain, ujar Blinken, Israel juga tidak ingin menguasai Jalur Gaza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Blinken mengatakan bahwa di antara kedua posisi itu, terdapat 'berbagai kemungkinan permutasi yang saat ini kami amati dengan cermat, seperti halnya negara-negara lainnya'. Permutasi bisa juga berarti perubahan susunan.

Opsi yang paling masuk akal untuk beberapa waktu, menurut Blinken, adalah 'Otoritas Palestina yang efektif dan direvitalisasi' yang memiliki pemerintahan atas Jalur Gaza. Namun demikian, lanjut Blinken, yang menjadi pertanyaan adalah apakah hal tersebut bisa dicapai.

ADVERTISEMENT

"Dan jika Anda tidak bisa mencapainya, maka ada pengaturan sementara lainnya yang mungkin melibatkan sejumlah negara lainnya di kawasan ini. Itu mungkin melibatkan badan-badan internasional yang akan membantu dalam menyediakan keamanan dan pemerintahan," jelas Biden dalam pernyataannya.

Israel terus menggempur Jalur Gaza untuk membalas serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, yang dilaporkan menewaskan lebih dari 1.400 orang. Serangan udara Israel yang berlangsung lebih dari tiga pekan terakhir itu dilaporkan telah menewaskan lebih dari 8.300 orang di Jalur Gaza.

Namun hal itu tidak menghalangi Israel yang bersumpah untuk memusnahkan Hamas.

Simak Video 'Peringatan WHO soal Bencana Kesehatan Masyarakat di Gaza':

[Gambas:Video 20detik]



Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

AS dilaporkan telah berbicara dengan Israel dan negara-negara lainnya di kawasan soal bagaimana Jalur Gaza akan dipimpin jika Israel nantinya berhasil menang di medan perang melawan Hamas. Namun sejauh ini belum ada rencana jelas yang mencuat.

Laporan media terkemuka Bloomberg pada Selasa (31/10) menyebut beberapa opsi yang dijajaki AS dan Israel adalah kemungkinan adanya pasukan multinasional yang mungkin melibatkan pasukan AS, atau Jalur Gaza akan ditempatkan di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk sementara waktu.

Menanggapi laporan Bloomberg, Gedung Putih menegaskan bahwa pengerahan pasukan AS ke Jalur Gaza sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian bukanlah sesuatu yang sedang dipertimbangkan atau didiskusikan.

Sejumlah penasihat Presiden Joe Biden disebut merasa khawatir karena saat Israel menyusun rencana efektif untuk memicu kerusakan jangka panjang pada Hamas, negara Yahudi itu belum merumuskan strategi keluar dari situasi tersebut.

"Kami telah melakukan pembicaraan awal mengenai seperti apa masa depan Gaza. Saya berharap hal ini akan menjadi subjek keterlibatan diplomatik yang baik di masa depan," sebut juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller dalam pernyataannya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads