RS Al-Quds di Gaza Tolak Ultimatum Israel untuk Evakuasi Segera!

RS Al-Quds di Gaza Tolak Ultimatum Israel untuk Evakuasi Segera!

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 30 Okt 2023 13:43 WIB
Salah seorang warga Gaza berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan yang ambruk diserang militer Israel. Begini proses evakuasinya.
Ilustrasi -- Situasi kehancuran di Jalur Gaza yang terus digempur militer Israel (dok. AP Photo/Mohammed Dahman)
Gaza City -

Otoritas rumah sakit Al-Quds di Jalur Gaza menolak ultimatum Israel untuk evakuasi segera saat gempuran terus berlanjut. Israel merilis peringatan pada Minggu (29/10) waktu setempat, yang menuntut evakuasi segera terhadap fasilitas medis di Jalur Gaza yang saat ini menampung banyak korban luka-luka.

Seperti dilansir Al Arabiya, Senin (30/10/2023), direktur RS Al-Quds Bashar Murad dalam pernyataan seperti dikutip kantor berita Palestina, WAFA, menuturkan pihak rumah sakit menerima peringatan dari militer Israel yang menuntut evakuasi segera terhadap para pasien dan staf medis di rumah sakit tersebut.

Dalam peringatan yang dirilis pada Minggu (29/10) waktu setempat, sebut Murad, Israel juga mengancam mereka dengan pengeboman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, menurut laporan kantor berita WAFA, otoritas RS Al-Quds menolak untuk mematuhi perintah evakuasi itu dan terus memberikan perawatan kepada pasien-pasien kritis, yang beberapa di antaranya memerlukan pernapasan buatan dan tidak bisa dipindahkan ke lokasi lainnya.

Bulan Sabit Merah Palestina, secara terpisah, menuturkan pihaknya juga menerima peringatan evakuasi serupa dari Israel. Disebutkan juga bahwa ada penggerebekan yang dilakukan di area berjarak 50 meter dari rumah sakit.

ADVERTISEMENT

RS Al-Quds saat ini menampung lebih dari 400 pasien dan menjadi tempat berlindung bagi nyaris 12.000 warga sipil yang mengungsi akibat serangan udara Israel secara terus-menerus di Jalur Gaza. Para warga sipil itu mencari perlindungan di kompleks rumah sakit.

RS Gaza Bantah Israel Soal Tudingan Jadi Markas Hamas

Perintah evakuasi segera ini diberikan militer Israel setelah pada Jumat (27/10) lalu menuding Hamas menyalahgunakan sejumlah rumah sakit di Jalur Gaza untuk tujuan militer, saat pengeboman terus menghujani daerah kantong Palestina itu. Beberapa serangan dilaporkan mengenai area dekat RS Al-Quds.

"Hamas mengobarkan perang dari rumah sakit (di Gaza)," ucap juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, kepada wartawan setempat.

Dalam tuduhannya, seperti dilansir AFP, Hagari juga menyebut Hamas menggunakan bahan bakar yang disimpan di rumah sakit untuk membantu melaksanakan operasinya. Hagari secara spesifik mengidentifikasi RS Al-Shifa, yang merupakan rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, sebagai salah satu lokasi operasi Hamas.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Menghambat Bantuan ke Gaza Jadi Kejahatan di Bawah Yurisdiksi ICC':

[Gambas:Video 20detik]



Hagari bahkan menunjukkan beberapa foto, diagram dan rekaman audio, yang disebutnya menunjukkan bagaimana Hamas menggunakan sistem rumah sakit untuk menyembunyikan berbagai pos komando dan titik masuk ke jaringan terowongan luas di bawah tanah.

Tuduhan itu dibantah dengan cepat oleh Hamas dan badan PBB yang bekerja di Jalur Gaza.

Direktur RS Al-Quds, seperti dilansir Al Jazeera, juga menegaskan tidak ada 'kehadiran militer' di dalam rumah sakit yang dipimpinnya itu. Ditegaskan juga oleh direktur RS Al-Quds bahwa tidak ada alasan bagi Israel untuk menargetkan fasilitas medis itu atau area-area di sekitarnya.

"Tidak ada kehadiran polisi di rumah sakit, tidak ada kehadiran militer, tidak ada apa pun. Hanya ada ribuan warga Palestina di sini, yang banyak di antaranya kehilangan tempat tinggal. Ribuan orang lainnya mencari perlindungan di sekolah-sekolah UNRWA," tegasnya.

Mad Gilbert, seorang dokter yang telah bekerja selama bertahun-tahun di rumah-rumah sakit di Jalur Gaza, menegaskan tidak ada bukti yang menunjukkan fasilitas medis digunakan oleh kelompok bersenjata.

"Saya mengenal Rumah Sakit Al-Quds sejak dibangun. Ada blok medis baru di Rumah Sakit Al-Shifa di bawah pengawasan internasional. Selama bertahun-tahun bekerja di rumah sakit ini, saya belum pernah melihat tanda-tanda adanya pusat komando militer atau politik," tegasnya.

"Jika Israel ... tidak bisa memberikan bukti apa pun, bagaimana bisa kita melihat hal ini selain sebagai kebohongan, intimidasi, menakut-nakuti orang, dan dalih untuk mengebom rumah sakit," ujar Gilbert dalam pernyataannya.

Peringatan evakuasi Israel untuk RS Al-Quds itu dirilis saat masa-masa kritis ketika 15 rumah sakit, dari total 35 rumah sakit, di Jalur Gaza berhenti beroperasi karena kekurangan bahan bakar dan terus berlanjutnya serangan udara Israel di area-area sekitar rumah sakit.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads