Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres menyebut adanya pelanggaran hukum internasional di Gaza dan mendesak gencatan senjata segera. Israel menanggapi dengan berang pernyataan pemimpin badan dunia itu.
Saat membuka sidang tingkat tinggi Dewan Keamanan PBB pada Selasa (24/10) waktu setempat, Guterres mengatakan tidak ada alasan untuk kekerasan "mengerikan" yang dilakukan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu, namun dia juga mengingatkan untuk tidak melakukan "hukuman kolektif" terhadap warga Palestina.
"Saya sangat prihatin dengan pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional yang kita saksikan di Gaza. Biar saya perjelas: Tidak ada pihak dalam konflik bersenjata yang berada di atas hukum kemanusiaan internasional," kata Guterres, tanpa menyebut nama Israel secara eksplisit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Rabu (25/10/2023):
- PBB Ngeluh Tak Ada Pasokan BBM, Israel: Minta ke Hamas!
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengingatkan operasi pengiriman bantuan untuk warga sipil Palestina di Jalur Gaza bisa dihentikan, jika tidak ada bahan bakar (BBM) yang dipasok ke wilayah itu.
Militer Israel dalam tanggapannya menyarankan agar PBB meminta pasokan bahan bakar kepada Hamas, yang menguasai Jalur Gaza. Tel Aviv menyebut Hamas sebenarnya memiliki banyak pasokan bahan bakar di dalam wilayah Jalur Gaza.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (25/10/2023), Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina atau UNRWA memposting peringatannya via media sosial X. Peringatan itu menyatakan UNRWA terpaksa menghentikan operasi penyaluran bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza pada Rabu (25/10) malam jika tidak segera mendapatkan bahan bakar.
"Jika kami tidak segera mendapatkan bahan bakar, kami akan terpaksa menghentikan operasi kami di Jalur Gaza mulai besok malam," demikian bunyi peringatan UNRWA yang diposting pada Selasa (24/10) waktu setempat.
- Horor Penembakan Brutal di Kanada, 5 Orang Tewas Termasuk 3 Bocah
Penembakan brutal terjadi di wilayah Ontario, Kanada, yang menewaskan sedikitnya lima orang. Terdapat tiga bocah di antara korban tewas dalam penembakan yang diduga terkait tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Seperti dilansir AFP, Rabu (25/10/2023), Kepolisian Kanada menemukan lima orang tewas dengan luka tembak di tubuh mereka dalam insiden yang terjadi pada Senin (23/10) malam di Sault Ste Marie, Ontario, yang terletak dekat persimpangan tiga Danau Besar yang berbatasan dengan Michigan, Amerika Serikat (AS).
Lokasi penembakan ada di dua rumah yang ada di kota perbatasan yang berjarak sekitar 700 kilometer dari sebelah utara Toronto. Polisi awalnya menerima laporan soal pembobolan rumah di wilayah tersebut, sebelum akhirnya mendapati jenazah di lokasi.
- UNICEF: 2 Ribu Anak Tewas Akibat Serangan Udara Israel di Gaza
Israel terus melancarkan serangan udara di Jalur Gaza. Menurut UNICEF, serangan udara Israel telah menewaskan atau melukai lebih dari 400 anak setiap hari.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa (24/10) waktu setempat, badan Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut menyatakan setidaknya 2.360 anak-anak telah tewas, dan 5.364 lainnya terluka akibat bombardir Israel di Gaza selama 18 hari terakhir.
Simak Video 'PBB Tekankan Kebutuhan Mendesak Bahan Bakar ke Gaza':
Kurun waktu 18 hari ini merupakan peningkatan permusuhan paling mematikan di Jalur Gaza dan Israel yang pernah disaksikan PBB sejak tahun 2006.
Kekerasan telah meningkat setelah serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober, yang menyebabkan sedikitnya 1.400 orang tewas. Lebih dari 200 orang disebut telah disandera oleh kelompok milisi Palestina tersebut.
- Israel Tutup Akses Masjid Al-Aqsa, Warga Muslim Dilarang Masuk
Kepolisian Israel menutup Masjid Al-Aqsa yang ada di Yerusalem, yang mencegah umat Muslim masuk ke dalam kompleks suci tersebut. Langkah ini dilakukan saat perang terus berkecamuk antara Israel dan Hamas di wilayah Jalur Gaza.
Seperti dilaporkan kantor berita Palestina, WAFA dan dilansir Al Arabiya, Rabu (25/10/2023), Wakaf Islam, organisasi Islam yang ditunjuk Yordania untuk mengelola kompleks suci itu, mengatakan bahwa Kepolisian Israel secara tiba-tiba menutup semua gerbang menuju kompleks suci itu dan melarang umat Muslim masuk, namun mengizinkan umat Yahudi untuk berdoa di sana.
Laporan WAFA menyebut langkah terbaru Kepolisian Israel itu jelas melanggar status quo yang selama ini berlaku untuk kompleks Masjid Al-Aqsa.
Berdasarkan status quo yang mengatur kompleks suci tersebut, warga non-Muslim bisa berkunjung ke kompleks Masjid Al-Aqsa, namun hanya warga Muslim yang boleh beribadah di sana. Beberapa pengunjung Yahudi sering nekat berdoa di sana meskipun ada larangan yang berlaku.
- Sekjen PBB Singgung Pelanggaran Hukum di Gaza, Israel Marah!
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres menyebut adanya pelanggaran hukum internasional di Gaza dan mendesak gencatan senjata segera. Israel menanggapi dengan berang pernyataan pemimpin badan dunia itu.
Saat membuka sidang tingkat tinggi Dewan Keamanan PBB pada Selasa (24/10) waktu setempat, Guterres mengatakan tidak ada alasan untuk kekerasan "mengerikan" yang dilakukan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu, namun dia juga mengingatkan untuk tidak melakukan "hukuman kolektif" terhadap warga Palestina.
"Saya sangat prihatin dengan pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional yang kita saksikan di Gaza. Biar saya perjelas: Tidak ada pihak dalam konflik bersenjata yang berada di atas hukum kemanusiaan internasional," kata Guterres, tanpa menyebut nama Israel secara eksplisit.