Badan intelijen militer Prancis telah menyimpulkan bahwa roket Palestina yang salah sasaran kemungkinan besar menjadi penyebab ledakan di Rumah Sakit Al-Ahli Arab di Gaza, yang menewaskan ratusan orang. Hal ini disampaikan seiring pejabat-pejabat Israel dan Palestina saling menyalahkan atas ledakan tersebut.
Badan tersebut, Direktorat Intelijen Militer (DRM) mengatakan, sebagaimana dikutip media Al Jazeera, Sabtu (21/10/2023), bahwa roket Palestina dengan daya ledak sekitar 5 kg kemungkinan menjadi penyebab ledakan tersebut, dan tidak ada laporan intelijennya yang menunjuk pada serangan rudal Israel.
DRM mengatakan besarnya ledakan tersebut konsisten dengan roket yang digunakan oleh kelompok Hamas dan kawah dampaknya terlalu kecil untuk disebabkan oleh rudal Israel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada yang memungkinkan kami untuk mengatakan bahwa itu adalah serangan Israel tetapi [skenario] yang paling mungkin adalah roket Palestina yang mengalami insiden penembakan," kata seorang pejabat senior militer Prancis kepada wartawan yang tidak ingin disebutkan namanya.
DRM tidak memberikan perkiraan jumlah korban jiwa, namun mengatakan kemungkinan jumlah korban jiwa tersebut lebih rendah dibandingkan 471 korban jiwa yang dilaporkan oleh pejabat-pejabat Palestina.
Pejabat militer Prancis tersebut mengatakan bahwa penilaian tersebut didasarkan pada informasi rahasia, citra satelit, informasi intelijen yang dibagikan oleh negara-negara lain dan informasi sumber terbuka, termasuk gambar yang menunjukkan kerusakan struktural ringan di rumah sakit dan relatif sedikit barang milik warga sipil di lokasi ledakan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengarahkan DRM, yang biasanya tidak mempublikasikan pekerjaannya, untuk membagikan temuannya itu di tengah simpang-siurnya tentang siapa yang melakukan serangan tersebut.
Simak Video: Umat Nasrani Korban Penyerangan Gereja oleh Israel Sindir Joe Biden
Penilaian intelijen Prancis tersebut menambah banyaknya klaim dan kontra-klaim mengenai ledakan di rumah sakit tersebut, yang telah memicu aksi-aksi protes di seluruh Timur Tengah.
Para pejabat Palestina menyalahkan ledakan itu akibat serangan udara Israel, sementara Israel mengatakan ledakan itu disebabkan oleh roket yang ditembakkan oleh kelompok bersenjata Jihad Islam, yang membantah bertanggung jawab.
Pada hari Jumat (21/10), PBB menyerukan penyelidikan independen atas ledakan tersebut.
"Jelas ada kebutuhan untuk penyelidikan, penyelidikan independen atas apa yang terjadi," kata Ravina Shamdasani, juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB, dalam konferensi pers di Jenewa.
"Harus ada akuntabilitas," imbuhnya.
Simak Video: Umat Nasrani Korban Penyerangan Gereja oleh Israel Sindir Joe Biden