Pemerintah Rusia mengkritik veto yang diberikan Amerika Serikat (AS) untuk resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengatur soal 'jeda kemanusiaan' dalam perang Hamas melawan Israel agar bantuan bisa masuk ke Jalur Gaza. Moskow menyebut veto itu akan memicu 'konsekuensi mengerikan'.
Seperti dilansir AFP, Jumat (20/10/2023), sebanyak 12 dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB menyetujui resolusi yang disusun dan diajukan oleh Brasil tersebut dalam voting pada Rabu (18/10) waktu setempat. Resolusi itu juga mengutuk 'serangan teroris keji yang dilakukan oleh Hamas'.
AS menjadi satu-satunya anggota DK PBB yang menolak resolusi itu. Namun, sebagai salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, maka penolakan AS dianggap sebagai veto yang menggagalkan resolusi tersebut.
"Dalam konteks kebuntuan yang semakin dalam dan berisiko meluas hingga melintasi perbatasan wilayah Timur Tengah, dan mengambil dimensi pengakuan, konsekuensi dari langkah tersebut sangat mengerikan," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Menurut Moskow, sangat mengecewakan karena resolusi yang seharusnya bisa berkontribusi untuk 'menghentikan peningkatan ketegangan dan mengurangi kekerasan terhadap warga sipil' tidak bisa diadopsi oleh Dewan Keamanan PBB.
Kementerian Luar Negeri Rusia menilai veto AS 'dengan jelas menunjukkan aspirasi sejati Washington terhadap kawasan ini'.
"Penundaan setiap hari tidak hanya berarti peningkatan pesat dalam jumlah korban tewas dan luka-luka, namun juga berlanjutnya penderitaan warga sipil yang menjadi tawanan di daerah kantong yang diblokade (Jalur Gaza-red)," sebut Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataannya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Lihat Video: Sudah 3.859 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Israel ke Gaza
(nvc/ita)