Putra mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan bahwa serangan terhadap warga sipil di Gaza adalah "keji". Dia pun mengingatkan "dampak berbahaya" jika perang antara Israel dan Hamas meluas.
Penguasa de facto Saudi tersebut menyampaikan komentarnya itu dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak yang berkunjung ke Saudi. Sunak tiba di Arab Saudi setelah sebelumnya bertemu dengan para pemimpin Israel dan mendesak mereka untuk membiarkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
Pangeran Mohammed "menegaskan bahwa kerajaan menganggap menargetkan warga sipil di Gaza sebagai kejahatan keji dan serangan brutal, menekankan perlunya upaya memberikan perlindungan bagi mereka," lapor kantor berita resmi Saudi, Saudi Press Agency (SPA), dikutip AFP, Jumat (20/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga "menekankan perlunya melakukan segala upaya untuk mengurangi laju eskalasi dan memastikan bahwa kekerasan tidak meluas untuk menghindari dampak berbahaya terhadap keamanan dan perdamaian di kawasan dan dunia."
Sebelumnya, Hamas menyerbu masuk ke Israel dari Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober dan menewaskan sedikitnya 1.400 orang, sebagian besar warga sipil yang ditembak, dimutilasi atau dibakar hingga tewas, menurut para pejabat Israel.
Israel mengatakan sekitar 1.500 milisi Hamas tewas dalam pertempuran sebelum pasukannya kembali menguasai wilayah tersebut.
Sementara lebih dari 3.700 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, tewas di Jalur Gaza akibat serangan udara Israel, menurut angka dari Kementerian Kesehatan yang dikendalikan Hamas.
Sunak dan Pangeran Mohammed "setuju bahwa hilangnya nyawa tak berdosa di Israel dan Gaza selama dua minggu terakhir sangatlah mengerikan," menurut pernyataan dari kantor Sunak.
Mereka juga "setuju mengenai kebutuhan mendesak akan akses kemanusiaan ke Gaza untuk menyediakan air, makanan dan obat-obatan yang penting," ujarnya.
Sunak "mendorong putra mahkota untuk menggunakan kepemimpinan Saudi di kawasan untuk mendukung stabilitas, baik saat ini maupun dalam jangka panjang," tambahnya.
Sejak perang Israel dengan Hamas pecah, Arab Saudi telah mengeluarkan serangkaian pernyataan yang mengecam serangan terhadap "warga sipil yang tidak berdaya" sambil menegaskan dukungannya terhadap perjuangan Palestina.
Kekerasan tersebut merupakan pukulan terhadap upaya pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk menengahi kesepakatan yang akan membuat Arab Saudi melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
Pekan lalu, sebuah sumber yang mengetahui proses tersebut mengatakan kepada AFP, bahwa pemerintah Saudi telah memutuskan untuk "menghentikan pembicaraan mengenai kemungkinan normalisasi".