Presiden Iran Ebrahim Raisi menuduh Amerika Serikat (AS) menjadi antek Israel dalam 'kejahatan-kejahatan' yang terjadi di Jalur Gaza. Raisi juga memperingatkan adanya 'pembalasan kejam' untuk setiap kejahatan yang terjadi di Palestina dan Jalur Gaza.
Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya News, Kamis (19/10/2023), tuduhan dan peringatan dari Raisi itu dilontarkan setelah terjadi pengeboman rumah sakit di Jalur Gaza, pada Selasa (17/10) malam, yang menewaskan ratusan orang.
Hamas yang menguasai Jalur Gaza menuduh Israel sebagai dalangnya, namun Tel Aviv menuding roket Jihad Islam yang salah sasaran sebagai penyebabnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan adanya serangan terhadap rumah sakit, akhir dari rezim Zionis akan dimulai," cetus Raisi saat berbicara di hadapan ribuan orang yang berkumpul di pusat kota Teheran dalam aksi solidaritas untuk Palestina.
"Setiap tetes darah yang tertumpah dari rakyat Palestina membawa rezim Zionis selangkah lebih dekat menuju kejatuhannya," ucapnya.
Lebih lanjut, Raisi menuduh AS sebagai antek 'kejahatan-kejahatan' Israel.
"Masyarakat dunia menganggap Amerika sebagai antek kejahatan rezim Zionis," sebutnya.
Dalam pidatonya, Raisi menyerukan penghentian pengeboman di Jalur Gaza, kemudian diakhirinya pengepungan daerah kantong Palestina itu dan dibukanya akses untuk bantuan kemanusiaan bagi warga sipil Palestina.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Biden Hubungi Presiden Mesir, Pastikan Lorong Bantuan ke Gaza Dibuka':
Dia memperingatkan adanya 'pembalasan kejam yang dilakukan dunia Islam atas kejahatan yang dilakukan di Palestina dan Gaza'.
Belum ada tanggapan AS atas tuduhan terbaru dari Iran ini.
Otoritas kesehatan di Gaza, yang dikuasai Hamas, melaporkan sedikitnya 471 orang tewas dan 314 orang lainnya mengalami luka-luka akibat pengeboman rumah sakit pada Selasa (17/10) malam.
Sementara secara total, menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra, jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel sejauh ini mencapai sedikitnya 3.478 orang. Laporan Kementerian Kesehatan Gaza juga menyebut sekitar 12.065 orang lainnya mengalami luka-luka.
Disebutkan juga oleh Kementerian Kesehatan Gaza bahwa setidaknya 1.300 orang dilaporkan masih hilang akibat tertimbun reruntuhan bangunan yang hancur akibat gempuran Israel. Sekitar 600 korban hilang dilaporkan masih anak-anak.