Pemerintah Amerika Serikat (AS) mempersiapkan sebuah kapal untuk secara khusus membawa warga negaranya keluar dari Israel, yang sedang berperang melawan Hamas di Jalur Gaza selama sepekan terakhir. Warga negara AS yang dievakuasi dari Israel itu akan dibawa ke Siprus.
Seperti dilansir AFP, Senin (16/10/2023), saat Israel bersiap melancarkan invasi darat ke Jalur Gaza, kapal yang disiapkan AS itu akan meninggalkan pelabuhan Haifa di Israel pada Senin (16/10) waktu setempat menuju ke Limassol, Siprus.
"(Kapal itu) Membawa warga negara AS dan anggota keluarga dekat mereka dengan dokumen perjalanan yang sah," sebut Kedutaan Besar AS dalam peringatan keamanan yang dirilis pada Minggu (15/10) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puluhan ribu pemegang paspor AS diketahui tinggal di wilayah Israel. Sementara sedikitnya 29 warga negara AS dipastikan tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, sedangkan 15 orang lainnya dilaporkan hilang dan diyakini termasuk dalam kelompok yang disandera Hamas.
Tidak disebutkan lebih lanjut oleh Kedutaan Besar AS soal berapa banyak orang yang akan dievakuasi keluar dari Israel dengan kapal.
"Proses boarding akan dilakukan sesuai urutan kedatangan dan didasarkan atas ruang yang terbatas," demikian pernyataan Kedutaan Besar AS.
Proses boarding ke dalam kapal itu akan dimulai pada Senin (16/10) pagi, sekitar pukul 08.00 waktu setempat.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Setiap penumpang dalam kapal evakuasi itu, menurut Kedutaan Besar AS, diharuskan menandatangani dokumen yang isinya berjanji untuk membayar kembali biaya perjalanan dan hanya diperbolehkan membawa satu koper saja.
Disebutkan juga bahwa beberapa penerbangan dengan menggunakan pesawat carteran akan diatur dari Siprus untuk perjalanan selanjutnya.
Serangan Hamas secara mengejutkan pada Sabtu (7/10) lalu dilaporkan menewaskan lebih dari 1.400 orang di Israel, yang sebagian besar warga sipil dan banyak di antaranya merupakan warga negara asing (WNA).
Membalas serangan Hamas itu, Israel melancarkan serangan udara secara besar-besaran terhadap Jalur Gaza selama lebih dari sepekan terakhir. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 2.670 orang tewas sejauh ini, dengan lebih dari 700 orang di antaranya merupakan anak-anak.