Keputusan Israel untuk membuka kembali pasokan air ke wilayah Jalur Gaza ditanggapi penduduk setempat dengan skeptisisme. Israel mengumumkan pembukaan kembali pasokan air itu setelah mengepung total Jalur Gaza selama sepekan terakhir saat serangan udara menghujani wilayah tersebut.
Seperti dilansir Al Jazeera, Senin (16/10/2023), penduduk Jalur Gaza menilai pengumuman Israel soal pembukaan kembali pasokan air itu hanyalah 'aksi publisitas'.
"Saya pikir ini adalah aksi publisitas dan pengalihan perhatian. Saya pikir hanya sedikit orang yang bisa mendapatkan air. Fokus pada saat ini harusnya pada pangan dan bahan bakar untuk listrik," ucap seorang penduduk Gaza bernama Refaat Al Areer, yang berprofesi sebagai penulis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan oleh Al Areer bahwa 'banyak pipa air yang rusak' akibat serangan udara Israel sepekan terakhir. Dia menilai bahwa dibukanya kembali pasokan air ke Jalur Gaza, tanpa adanya pasokan listrik, akan sia-sia.
"Tanpa listrik, sebagian besar rumah tangga tidak akan mendapatkan air karena kita memerlukan pompa air untuk mengisi tangki-tangki air," sebutnya.
Al Areer menambahkan bahwa mayoritas keluarga Palestina rata-rata membeli air bersih setiap hari, karena air keran sebagian besar tidak layak untuk dikonsumsi manusia.
Imbas dari gempuran Israel secara terus-menerus, sebut Al Areer, telah membuat 'stasiun air tawar ditutup'. "Sekali lagi, kami membutuhkan listrik untuk memompa air ke tangki air tawar kami," ucapnya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Warga Gaza Antre Berjam-jam untuk Dapatkan Air Imbas Blokade Israel':
Sebelumnya, Menteri Energi Israel Katz mengumumkan pada Minggu (15/10) waktu setempat bahwa pihaknya telah membuka kembali pasokan air untuk wilayah Jalur Gaza bagian selatan.
Pasokan air dibuka kembali saat sekitar 1 juta orang mengungsi dari zona utara Jalur Gaza ke zona selatan untuk menghindari serangan udara besar-besaran. "Ini akan mendorong penduduk sipil ke bagian selatan Jalur Gaza," ucap Katz dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP.
Pengumuman Katz itu disampaikan sepekan setelah Israel menghentikan pasokan air ke seluruh wilayah tersebut sebagai bagian dari 'pengepungan total' terhadap Jalur Gaza. Selain air, pasokan listrik, makanan dan bahan bakar, serta obat-obatan, juga disetop oleh Israel.
Keputusan membuka kembali pasokan air itu, sebut Katz, diambil setelah pembicaraan dilakukan oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.