Israel menyerukan agar warga di Gaza, Palestina, mengungsi massal ke sisi selatan wilayah itu. Seruan Israel tersebut mendapat kecaman.
Dilansir AFP, Sabtu (14/10/2023), militer Israel menjatuhkan selebaran dari udara ke Gaza pada Jumat (13/10) waktu setempat. Selebaran dari militer Israel itu juga dilaporkan oleh sejumlah koresponden AFP yang ada di Gaza.
Militer Israel menggunakan sejumlah drone untuk menjatuhkan selebaran itu dari udara ke Jalur Gaza. Selebaran itu berisi seruan agar warga di Gaza mengungsi ke wilayah selatan dalam waktu 1x24 jam menjelang invasi darat oleh pasukan Israel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Evakuasi rumah Anda segera dan pergi ke selatan Wadi Gaza," demikian bunyi selebaran yang disebar oleh militer Israel, seperti dilihat oleh AFP.
Dikecam Arab Saudi
Arab Saudi pun mengecam seruan yang disampaikan militer Israel agar warga sipil Jalur Gaza segera mengungsi dari tempat tinggal mereka. Saudi mengutuk serangan berkelanjutan yang menargetkan 'warga-warga sipil yang tidak berdaya' di Jalur Gaza.
"Kerajaan Arab Saudi menegaskan penolakan tegas terhadap seruan pengusiran paksa warga Palestina dari Gaza, dan menegaskan kecamannya atas penargetan secara terus-menerus terhadap warga sipil yang tidak berdaya di sana," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi seperti dilansir Al Jazeera dan Al Arabiya News.
Saudi menyerukan semua pihak segera mengambil tindakan demi menghentikan eskalasi militer terhadap warga sipil. Saudi menegaskan perang harus dihentikan demi mencegah terjadinya bencana kemanusiaan.
"(Komunitas internasional) Harus memberikan bantuan dan kebutuhan medis yang diperlukan masyarakat Gaza," ujar Kementerian Luar Negeri Saudi dalam pernyataannya.
"Perampasan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang layak merupakan pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional dan akan memperburuk krisis dan penderitaan yang dialami wilayah ini," imbuh pernyataan tersebut.
Saudi menyerukan diakhirinya pengepungan oleh Israel terhadap Jalur Gaza. Saudi juga menyerukan agar warga sipil yang terluka dievakuasi dan memajukan proses perdamaian antara Palestina dan Israel sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB dan Inisiatif Perdamaian Arab.
Inisiatif Perdamaian Arab diketahui menetapkan pembentukan negara Palestina yang merdeka berdasarkan perbatasan tahun 1967 dengan ibu kotanya Yerusalem Timur.
Saudi juga menghentikan diskusi soal kemungkinan normalisasi hubungan dengan Israel. Hal itu, menurut Saudi, telah disampaikan ke Amerika Serikat, yang menjadi memimpin upaya normalisasi itu.
Simak Video 'Warga Gaza Mulai Mengungsi ke Selatan Buntut Ancaman Israel':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
PBB Anggap Situasi di Gaza Capai Titik Terendah Baru
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) AntΓ³nio Guterres ikut berkomentar terkait situasi konflik yang terjadi antara Israel dan Hamas di Gaza, Palestina. Dia mengatakan situasi di Gaza telah mencapai titik terendah baru yang berbahaya usai Israel memperingatkan 1,1 juta penduduk Gaza utara untuk melarikan diri ke selatan
"Situasi di Gaza telah mencapai titik terendah baru yang berbahaya setelah Israel memperingatkan 1,1 juta penduduk Gaza utara untuk melarikan diri ke selatan," kata Guterres seperti dilansir CNN, Sabtu (14/10).
Dia menyerukan dibukanya akses kemanusiaan di Gaza. Dia juga menegaskan peperangan tetap punya aturan.
"Akses kemanusiaan segera di seluruh Gaza, sehingga kita bisa mendapatkan bahan bakar, makanan dan air untuk semua orang yang membutuhkan," ucapnya.
"Bahkan perang pun mempunyai aturan. Hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia harus dihormati dan ditegakkan; warga sipil harus dilindungi dan jangan pernah dijadikan tameng," lanjut dia.
Guterres turut menyerukan pembebasan segera semua sandera yang ditahan di Gaza.
Dilansir Al Jazeera dan AFP, Sabtu (14/10), Kementerian Kesehatan Palestina dalam laporan terbaru pada Jumat (13/10) waktu setempat melaporkan 1.900 orang tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel.
Sebanyak 614 orang di antaranya merupakan anak-anak dan sebanyak 370 orang di antaranya perempuan. Kementerian Kesehatan Palestina juga menyebut sekitar 7.696 orang mengalami luka-luka akibat gempuran Israel yang berlangsung tujuh hari terakhir.
Selain di Gaza, Kementerian Kesehatan Palestina juga menyebut sedikitnya 14 warga Palestina tewas di Tepi Barat sepanjang Jumat (13/10) waktu setempat. Dengan demikian, total 49 orang tewas di Tepi Barat sejak Sabtu (7/10) lalu.
Sementara itu, otoritas Israel melaporkan sedikitnya 1.300 orang tewas akibat serangan Hamas di wilayahnya.