Prancis Kerahkan 7.000 Tentara Usai Guru Tewas Ditikam di Sekolah

Prancis Kerahkan 7.000 Tentara Usai Guru Tewas Ditikam di Sekolah

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 14 Okt 2023 14:18 WIB
CRS riot police arrive to cordon off an area near the Gambetta high school in Arras, northeastern France on October 13, 2023, after a teacher was killed and two other people severely wounded in a knife attack. Β© Denis Charlet, AFP
Polisi Prancis menjaga area dekat sekolah di Arras yang menjadi lokasi penikaman mematikan (Denis Charlet/AFP)
Paris -

Prancis akan mengerahkan sekitar 7.000 tentara setelah penikaman fatal oleh seorang pria keturunan Chechen menewaskan seorang guru dan melukai tiga orang lainnya di sebuah sekolah setempat. Pengerahan ribuan tentara dilakukan setelah otoritas Paris menaikkan kewaspadaan ke level paling tinggi.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (14/10/2023), penikaman yang terjadi pada Jumat (13/10) waktu setempat itu dikecam oleh Presiden Emmanuel Macron sebagai tindakan 'teror Islam' di kota Arras, yang memiliki populasi besar Yahudi dan Muslim.

Pengerahan sebanyak 7.000 tentara Prancis itu akan diselesaikan pada Senin (16/10) malam mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Otoritas Prancis telah menaikkan tingkat kewaspadaan ke level tertinggi menyusul digelarnya rapat keamanan penting yang dipimpin Macron.

Dalam pernyataannya, Macron menyebut bahwa 'upaya serangan' terpisah terjadi di wilayah lainnya dan berhasil digagalkan oleh pasukan keamanan.

ADVERTISEMENT

"Sekolah ini dilanda kebiadaban terorisme Islam," kata Macron usai mengunjungi sekolah yang menjadi lokasi penikaman.

Dia juga mengatakan bahwa guru yang tewas telah 'menyelamatkan banyak nyawa' dengan keberaniannya dalam berusaha menghalangi pelaku.

Tersangka dalam penikaman yang diidentifikasi sebagai Mohammed Moguchkov, yang berusia 20-an tahun, telah ditangkap oleh polisi Prancis.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Moguchkov berasal dari Chechnya, wilayah Caucasus selatan yang mayoritas penduduknya Muslim di Rusia, dan masuk daftar nasional Prancis yang dikenal sebagai 'Fiche S' karena berpotensi menjadi ancaman keamanan.

Menurut sumber kepolisian setempat, dia sudah berada di bawah pengawasan elektronik dan fisik oleh badan intelijen dalam negeri Prancis atau DGSI.

Laporan dalam penyelidikan awal oleh otoritas Prancis menyebutkan bahwa Moguchkov meneriakkan 'Allahu Akbar' saat melakukan penikaman.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads