Serangan Israel Meningkat, RS Terbesar di Gaza Dibanjiri Jenazah

Serangan Israel Meningkat, RS Terbesar di Gaza Dibanjiri Jenazah

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 13 Okt 2023 18:08 WIB
Tumpukan jenazah korban serangan udara Israel memenuhi rumah sakit di Jalur Gaza (AP Photo/Fatima Shbair, File)
Tumpukan jenazah korban serangan udara Israel memenuhi rumah sakit di Jalur Gaza (AP Photo/Fatima Shbair, File)
Gaza City -

Kamar mayat di rumah sakit terbesar di Jalur Gaza penuh sesak, dengan jenazah korban terus berdatangan saat serangan udara Israel ke wilayah Palestina itu memasuki hari ke-6.

Seperti dilansir Associated Press dan Arab News, Jumat (13/10/2023), dengan banyaknya warga Palestina yang terbunuh akibat gempuran Israel untuk membalas serangan mematikan Hamas pada akhir pekan lalu, para petugas medis di Jalur Gaza menyebut mereka kehabisan tempat untuk menyimpan jenazah korban.

Kamar mayat di Rumah Sakit Shifa di Jalur Gaza hanya mampu menampung sekitar 30 jenazah dalam satu waktu. Para pekerja harus menumpuk tiga jenazah di luar ruangan berpendingin dan menempatkan puluhan jenazah lainnya, secara berdampingan, di tempat parkir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kantong-kantong jenazah mulai berdatangan dan terus berdatangan, dan sekarang menjadi kuburan," tutur seorang perawat di RS Shifa, Abu Elias Shobaki, merujuk pada tempat parkir rumah yang yang digunakan menampung jenazah.

"Saya lelah secara emosional dan fisik. Saya hanya harus menahan diri untuk tidak memikirkan betapa buruknya keadaan yang akan terjadi," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Nyaris seminggu setelah Hamas menyerbu kota-kota di Israel bagian selatan dan menewaskan lebih dari 1.300 orang dalam serangan brutal, Israel kini mempersiapkan kemungkinan invasi darat ke Jalur Gaza untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade.

Serangan darat kemungkinan akan meningkatkan jumlah korban jiwa warga Palestina, yang telah melewati empat perang berdarah antara Israel dan Hamas.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Lihat juga Video: Lebih dari 2.800 Orang Tewas Akibat Perang Hamas Vs Israel

[Gambas:Video 20detik]




Situasi saat ini dengan banyaknya korban jiwa akibat serangan Israel telah mendorong sistem mencapai batasnya di wilayah yang sejak lama diblokade. Rumah sakit yang ada di Jalur Gaza sudah kekurangan pasokan sebelumnya, dan kini situasinya semakin buruk dengan Israel menghentikan pasokan air dari perusahaan air nasionalnya dan bahkan memblokir listrik, makanan dan bakar bakar untuk memasuki wilayah tersebut.

"Kami berada dalam situasi kritis," ucap juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qidra. "Ambulans tidak bisa menjangkau korban luka, para korban luka tidak bisa mendapatkan perawatan intensif, korban meninggal tidak bisa dibawa ke kamar mayat," ujarnya.

Gempuran Israel sejauh ini, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, menewaskan lebih dari 1.400 orang di Jalur Gaza, dengan 60 persen di antaranya merupakan wanita dan anak-anak. Lebih dari 340.000 orang, atau sekitar 15 persen dari total populasi Gaza, kehilangan tempat tinggal.

Militer Israel mengklaim pasukannya menyerang infrastruktur Hamas dan bermaksud menghindari korban sipil. Klaim itu dibantah oleh warga Palestina. Selain lebih dari 1.400 orang tewas, lebih dari 6.000 orang lainnya mengalami luka-luka, yang semakin membuat kewalahan fasilitas kesehatan di Jalur Gaza.

Yang lebih buruk lagi, satu-satunya pembangkit listrik di Jalur Gaza kehabisan bahan bakar pada Rabu (11/10) waktu setempat. RS Shifa dan rumah sakit lainnya berusaha mati-matian untuk menghemat bahan bakar diesel yang tersisa pada generator cadangan mereka, mematikan lampu di semua departemen rumah sakit, kecuali yang paling penting -- ruang perawatan intensif, ruang operasi dan stasiun oksigen.

Direktur RS Shifa Abu Selima mengatakan bahan bakar rumah sakit terakhir akan habis dalam tiga atau empat hari. Jika itu terjadi, sebut kepala departemen perawatan bayi di RS Shifa Naser Bolbol, maka 'bencana akan terjadi dalam waktu lima menit' sembari menyebut bahwa semua peralatan oksigen menjaga bayi-bayi tetap hidup.

Pihak rumah sakit juga mengatakan tidak akan ada listrik untuk mendinginkan jenazah korban tewas.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads