Hamas Ogah Tukar Tahanan dengan Israel Selama Perang Masih Berlangsung

Hamas Ogah Tukar Tahanan dengan Israel Selama Perang Masih Berlangsung

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 10 Okt 2023 15:51 WIB
Korban Jiwa Gempuran Israel ke Gaza Bertambah Menjadi 687 Orang
Kehancuran di Jalur Gaza akibat gempuran udara Israel yang membalas serangan Hamas (dok. Reuters)
Gaza City -

Kelompok Hamas menyatakan belum ingin merundingkan pertukaran tahanan dengan Israel selama perang masih berlangsung. Sedikitnya 150 orang dilaporkan ditahan atau disandera oleh Hamas sejak serangan besar-besaran dilancarkan ke Israel pada akhir pekan.

Seperti dilansir AFP, Selasa (10/10/2023), pembicaraan potensial soal nasib 150 orang yang ditahan Hamas menjadi semakin mendesak, setelah militan yang menguasai Jalur Gaza itu mengancam akan mengeksekusi sandera jika Israel melancarkan serangan udara tanpa memberi peringatan sebelumnya kepada warga.

Seorang sumber informasi mengatakan kepada AFP bahwa Qatar mempelopori upaya untuk merundingkan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puluhan orang itu diculik dan disandera Hamas saat militan itu menyerbu kota-kota di Israel bagian selatan, pada Sabtu (7/10) waktu setempat, di bawah rentetan serangan roket dari Jalur Gaza ke wilayah Israel.

Pembicaraan mengenai pembebasan puluhan orang yang disandera atau ditahan Hamas, menurut sumber tersebut, telah mencapai 'beberapa kemajuan'.

ADVERTISEMENT

Namun demikian, salah satu pejabat Hamas Hossam Badran menuturkan kepada AFP bahwa 'tidak ada peluang' untuk merundingkan pertukaran tahanan selama konflik masih berlangsung dengan Israel.

"Operasi militer masih berlanjut... oleh karena itu, saat ini tidak ada peluang untuk negosiasi mengenai masalah tahanan atau hal lainnya," tegas Badran yang berbicara dari Doha, Qatar.

"Misi kami sekarang adalah melakukan segala upaya untuk mencegah pendudukan terus melakukan pembantaian terhadap rakyat kami di Gaza, yang secara langsung menargetkan rumah-rumah warga sipil," ujarnya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Pemicu Serangan Hamas Dinilai karena Rencana Damai Arab Saudi-Israel':

[Gambas:Video 20detik]



Gempuran militer Israel ke Jalur Gaza dilakukan setelah Hamas melancarkan serangan besar-besaran pada Sabtu (7/10) waktu setempat. Israel menyatakan perang terhadap Hamas yang menguasai Jalur Gaza dan melancarkan serangan udara besar-besaran ke wilayah tersebut.

Menurut laporan Al Jazeera, lebih dari 900 orang tewas akibat serangan Hamas di Israel dan sedikitnya 687 orang tewas akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza.

Sementara Badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa lebih dari 187.518 warga Palestina terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka di Jalur Gaza sejak Israel melancarkan serangan. Disebutkan bahwa lebih dari 137.000 orang mengungsi di sebanyak 84 sekolah yang ada di Jalur Gaza.

Qatar telah menjadi lokasi bagi kantor politik Hamas selama lebih dari satu dekade dan menjadi salah satu pendukung utama kelompok tersebut.

Ketua Hamas Ismail Haniyeh merilis pesan video dari Qatar pada Sabtu (7/10) waktu setempat, yang ditayangkan pada saluran televisi Hamas, Al Aqsa, mengatakan bahwa kelompoknya berada di 'ambang kemenangan besar' dan menuntut pembebasan tahanan Palestina.

Pada Minggu (8/10) waktu setempat, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani melakukan percakapan telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Dalam percakapan telepon itu, Al-Thani mengatakan Qatar 'melakukan semua upaya diplomatik dengan berbagai pihak terkait' dalam upaya meredakan konflik.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads