Pemerintah Malaysia melalui Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Nik Nazmi Nik Ahmad mengirimkan surat kepada Pemerintah Indonesia. Malaysia bersurat ke Indonesia saat situasi kabut asap di wilayahnya semakin parah.
Seperti dilaporkan kantor berita Bernama dan dilansir Malay Mail, Kamis (5/10/2023), Nik Nazmi menuturkan bahwa surat yang dikirimkan Malaysia untuk Indonesia itu berkaitan dengan kerja sama berdasarkan Perjanjian ASEAN tentang Polusi Asap Lintas Perbatasan. Nik Nazmi menyebut surat itu dikirimkan setelah dirinya mendapatkan instruksi dari atas instruksi Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim.
Nik Nazmi diminta Anwar untuk berkoordinasi dengan mitra-mitranya di ASEAN untuk menyelesaikan masalah kabut asap lintas perbatasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya telah mengirimkan surat kepada Indonesia. Kemarin, Perdana Menteri telah menginstruksikan kementerian untuk mengkoordinasikan masalah kabut asap ini," ucap Nik Hazmi kepada wartawan di Kuala Lumpur pada Rabu (4/10) waktu setempat.
"Sesuai dengan instruksi tersebut, saya mengirimkan surat kepada mitra saya di Indonesia," imbuhnya.
Baca juga: Banjarmasin Siaga Darurat Kabut Asap! |
Lebih lanjut, menurut Bernama, situs resmi Sistem Manajemen Indeks Polusi Udara Malaysia (APIMS) yang dikelola oleh Departemen Lingkungan Hidup melaporkan bahwa hingga sore ini, kualitas udara di Sri Aman berada pada level tidak sehat yaitu 138, sedangkan di Serian Sarawak berada pada level 113.
Bacaan Indeks Polusi Udara (API) untuk level 0-50 mengindikasikan kualitas udara yang baik, sedangkan level 51-100 menunjukkan kualitas udara sedang, kemudian level 101-200 menunjukkan kualitas udara tidak sehat, dan level 201-300 menunjukkan kualitas udara sangat tidak sehat.
Level API di atas 300 menunjukkan kualitas udara yang berbahaya.
Pekan lalu, Malaysia menuduh kebakaran hutan di Indonesia, tepatnya di Sumatra dan Kalimantan, sebagai penyebab polusi udara di wilayahnya. Namun tuduhan itu dibantah oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya, yang menegaskan tidak ada kabut asap lintas perbatasan.
Pada Senin (2/10), Departemen Lingkungan Malaysia menyatakan bahwa badan meteorologi regional telah mendeteksi nyaris 250 'hotspots' yang mengindikasikan kebakaran di pulau Sumatra dan bagian wilayahnya di Borneo, dan tidak ada satupun di Malaysia.
Pemerintah Malaysia juga mengambil langkah-langkah untuk mengatasi situasi kabut asap yang semakin parah di beberapa wilayahnya. Otoritas setempat bersiap untuk menutup sekolah-sekolah dan menciptakan hujan buatan melalui penyemaian awan saat kualitas udara tercatat semakin memburuk.
Simak juga Video 'Pemprov Jambi Akan Buat Hujan Buatan Demi Atasi Kabut Asap':
Apa respons Menteri LHK Indonesia? Simak di halaman selanjutnya:
Direktur Jenderal Departemen Lingkungan Malaysia, Wan Abdul Latiff Wan Jaffar, menyatakan bahwa sekolah-sekolah dan taman kanak-kanak (TK) harus menghentikan semua aktivitas di luar ruangan ketika bacaan API mencapai angka 100.
Kemudian, jika bacaan API mencapai angka 200, sebut Wan Abdul Latiff, sekolah-sekolah akan ditutup sementara atau diliburkan.
Sementara itu, upaya untuk menjernihkan udara dengan hujan melalui penyemaian awan dan tindakan-tindakan lainnya untuk mengatasi polusi udara, sebut Wan Abdul Latiff, akan mulai dilakukan ketika bacaan API mencapai angka 150 selama lebih dari 24 jam.
Respons Menteri LHK Indonesia
Pemerintah Malaysia mengirimkan surat kepada Indonesia terkait situasi kabut asap yang semakin parah di wilayahnya. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menegaskan tidak ada pencemaran asap lintas batas dari Indonesia ke Malaysia.
"Sampai dengan sekarang tidak ada trans boundary haze. Tidak ada asap lintas batas. Saya tidak tahu dasar apa yang dipakai oleh Malaysia untuk memberikan pernyataan-pernyataan tersebut," kata Siti saat dihubungi melalui pesan singkat, Kamis (5/10).
Siti menyampaikan, pihaknya bekerja mengatasi pencemaran asap bukan berdasarkan permintaan dari Malaysia. Dia mengatakan KLHK bekerja sesuai dengan standar dan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kita bekerja bukan atas permintaan Malaysia. Kita bekerja sesuai dengan standard kerja Indonesia dan sesuai arahan Bapak Presiden untuk bisa mencegah dan memadamkan api," jelasnya.
Siti menuturkan pihaknya tengah menangani persoalan karhutla (kebakaran hutan dan lahan) di sejumlah daerah. Menurutnya, situasi karhutla di Kalimantan dan Sumatera sudah melandai.
"Penanganan karhutla di Kalimantan dan di Sumatera sedang ditangani dengan sebaik-baiknya dan gambaran suasana di lapangan sudah melandai, lebih baik. Kalteng di daerah Kota Waringin Timur saat ini sedang hujan. Kita lakukan TMC. Indonesia terus bekerja sesuai kebutuhan kita sendiri," imbuhnya.