Sebelumnya pada Minggu, Badan Keamanan Navigasi Udara di Afrika dan Madagaskar (ASECNA) mengatakan di situsnya bahwa junta militer Niger telah melarang "pesawat Prancis" terbang di atas wilayah udara negara tersebut.
Tidak jelas apakah hal ini akan mempengaruhi pemberangkatan duta besar tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam komentarnya, Macron mengatakan bahwa "dalam beberapa minggu dan bulan mendatang, kami akan berkonsultasi dengan para pemberontak, karena kami ingin hal ini dilakukan secara damai".
Prancis menempatkan sekitar 1.500 tentara di Niger sebagai bagian dari penempatan pasukan anti-jihadis di wilayah Sahel. Macron mengatakan pemerintah pasca kudeta "tidak lagi ingin berperang melawan terorisme".
Sebelumnya, junta militer Niger telah meminta duta besar Perancis Sylvain Itte untuk meninggalkan negara itu setelah mereka menggulingkan Bazoum.
(ita/ita)