Negara-negara Barat seperti Amerika Serikat (AS), Inggris dan negara-negara Uni Eropa kompak menjatuhkan rentetan sanksi baru untuk Iran saat peringatan setahun kematian Mahsa Amini. Teheran mengecam sanksi-sanksi baru itu sebagai keputusan ilegal.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (16/9/2023), AS yang merupakan musuh bebuyutan Teheran, bersama dengan Inggris dan Uni Eropa baru saja mengumumkan penjatuhan sanksi baru terhadap beberapa individu dan entitas Iran pada Jumat (15/9) waktu setempat, menjelang peringatan setahun kematian Amini.
Amini yang berusia 22 tahun meninggal pada 16 September 2022 setelah ditahan polisi atas dugaan melanggar aturan berhijab yang berlaku di negara tersebut. Kematiannya memicu unjuk rasa besar-besaran, yang beberapa berujung kerusuhan, di banyak wilayah Iran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, mengecam penjatuhan sanksi baru itu sebagai 'tindakan ilegal dan tidak diplomatis' oleh negara-negara Barat.
Kanani juga mengecam sanksi-sanksi negara Barat itu sebagai 'tindakan dan pernyataan intervensionis, juga dukungan konyol dan munafik' untuk gerakan unjuk rasa yang marak di Iran beberapa waktu lalu.
Dia bahkan memperingatkan para diplomat Eropa terhadap apa yang disebutnya sebagai 'perilaku tidak konstruktif' yang dinilai 'tidak memenuhi kepentingan mereka'.
AS dalam pengumuman pada Jumat (15/9) waktu setempat menjatuhkan sanksi terhadap 25 pejabat Iran, tiga outlet media dan sebuah perusahaan sensor internet. Dijelaskan Washington bahwa sanksi itu berkaitan dengan penindasan yang dilakukan Iran terhadap unjuk rasa yang marak setelah kematian Amini.
Kebanyakan pejabat Iran yang dijatuhi sanksi merupakan komandan regional Kepolisian Nasional Iran dan Korps Garda Revolusi Iran.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan 'Saat Anggota Parlemen Iran Debatkan RUU Hijab':
Pejabat Teheran lainnya yang dijatuhi sanksi adalah Gholamali Mohammadi yang menjabat Kepala Organisasi Penjara Iran, yang menurut Departemen Keuangan AS, bertanggung jawab atas rentetan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) serius, termasuk penyiksaan dan pemerkosaan.
Tiga outlet media Iran yang dijatuhi sanksi AS terdiri atas Press TV yang dikendalikan pemerintah Teheran, serta kantor berita Tasnim dan Fars.
Secara terpisah, Inggris juga menjatuhkan sanksi terhadap beberapa pejabat tinggi Iran, termasuk Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Mohammad Mehdi Esmaili, kemudian Wakil Menteri Mohammad Hashemi, Wali Kota Teheran Alireza Zakani, dan juru bicara Kepolisian Iran Saeed Montazer Almehdi.
Sementara Uni Eropa menambahkan empat nama pejabat Iran ke dalam daftar hitam sanksinya. Keempat pejabat Iran itu terdiri atas seorang komandan Garda Revolusi Iran, dua kepala kepolisian regional dan kepala penjara Iran. Sanksi-sanksi itu juga dikoordinasikan dengan Kanada dan Australia.
Serangkaian unjuk rasa memprotes kematian Amini yang marak di Iran tahun lalu telah menyebabkan kematian ratusan orang, termasuk puluhan personel keamanan Iran, dan berujung ribuan orang ditangkap, dalam apa yang disebut Teheran sebagai 'kerusuhan' yang dikobarkan pemerintah asing.