Seorang wanita berusia 47 tahun tewas setelah ditembak taser oleh polisi Australia dalam insiden di negara bagian New South Wales. Ini menjadi insiden tragis kedua sepanjang tahun ini yang melibatkan taser milik polisi di wilayah Australia.
Seperti dilansir CNN, Jumat (15/9/2023), Kepolisian New South Wales menuduh wanita itu mengancam seorang warga setempat dan para personel kepolisian dengan menggunakan kapak, sebelum dia 'membarikade dirinya' di dalam sebuah apartemen pada Kamis (14/9) siang hari.
Para juru runding atau negosiator spesialis dipanggil ke lokasi kejadian yang ada di area Stockton, kota Newcastle, sebelum polisi memasuki apartemen itu sekitar sembilan jam usai perundingan berlangsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asisten Komisioner Kepolisian New South Wales, Peter McKenna, mengatakan pada Jumat (15/9) waktu setempat bahwa unit polisi taktis menembak wanita itu dengan menggunakan bean bag -- senjata yang dimaksudkan untuk memberikan efek kejut. Tembakan itu melukai bagian bahu wanita tersebut.
Beberapa saat kemudian, wanita berusia 47 tahun itu ditembak dengan taser atau senjata kejut listrik, sebelum akhirnya ditangkap dan dibawa ke ambulans. Namun, sebut McKenna, wanita itu meninggal dunia saat tiba di rumah sakit.
"Autopsi post-mortem terhadap wanita itu akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan ketika kami dapat memastikan penyebab kematiannya," ucap McKenna.
Insiden maut melibatkan taser yang ditembakkan Kepolisian Australia merupakan yang kedua terjadi pada tahun ini di negara bagian tersebut. Beberapa bulan lalu, seorang polisi senior dari Kepolisian New South Wales didakwa atas beberapa pelanggaran karena menembakkan taser ke arah seorang nenek berusia 95 tahun.
Lihat juga Video 'Detik-detik Polisi Tembak Wanita Hamil hingga Tewas di Ohio':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Taser merupakan senjata untuk melumpuhkan, dan seharusnya tidak mematikan.
Namun nenek bernama Clare Nowland, yang menderita demensia, itu meninggal dunia pada Mei lalu atau seminggu usai ditembak taser oleh seorang polisi bernama Kristian White.
Insiden yang melanda Nowland itu berawal ketika polisi dipanggil ke sebuah panti jompo dan mendapati Nowland berdiri di luar kamarnya sembari memegang sebuah pisau steak. Nowland pada saat itu menolak menjatuhkan pisau yang diambilnya dari dapur.
Dia justru berjalan perlahan, dengan dibantu walking frame atau alat bantu jalan, mendekati salah satu polisi, sebelum akhirnya White menembakkan taser yang dibawanya. Tembakan taser itu membuat Nowland terjatuh dan kepalanya terbentur.
Pedoman Kepolisian New South Wales menyatakan bahwa taser atau senjata kejut listrik boleh digunakan terhadap orang lanjut usia atau penyandang disabilitas dalam 'keadaan luar biasa'.
Dalam kasus Nowland itu, White didakwa secara sembrono menyebabkan cedera tubuh, didakwa juga atas penyerangan menyebabkan cedera tubuh dan atas tindak penyerangan umum.