Gedung Putih menolak untuk mengomentari laporan Reuters ini.
Lebih lanjut, empat sumber pejabat AS itu menyatakan bahwa keputusan untuk memasok ATACMS atau GMLRS, atau bahkan keduanya sekaligus, kepada Ukraina belum final dan masih bisa gagal. Pemerintahan Biden selama berbulan-bulan bergulat dengan keputusan soal ATACMS, karena khawatir pasokan itu akan dianggap sebagai langkah yang terlalu agresif terhadap Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut situs militer AS, ATACMS dirancang untuk 'serangan mendalam terhadap pasukan eselon kedua musuh' dan bisa digunakan untuk menyerang pusat komando dan kendali, pertahanan udara, serta lokasi-lokasi logistik jauh di belakang garis depan pertempuran.
Terlepas dari itu semua, bom cluster dilarang oleh lebih dari 100 negara. Namun Rusia, Ukraina dan AS tidak menandatangani Konvensi soal Bom Cluster, yang melarang produksi, penyimpanan pasokan, penggunaan dan transfer senjata mematikan itu.
Bom cluster biasanya melepaskan bom-bom kecil dalam jumlah besar yang bisa membunuh tanpa pandang bulu di wilayah yang luas. Di sisi lain, bom cluster yang gagal meledak bisa memicu bahaya hingga beberapa dekade setelah konflik berakhir.
(nvc/ita)