Pilu Korban Gempa Maroko Cari Orang Tua hingga Tidur di Jalanan

Pilu Korban Gempa Maroko Cari Orang Tua hingga Tidur di Jalanan

Yulida Medistiara - detikNews
Minggu, 10 Sep 2023 20:20 WIB
A home sits damaged from an earthquake in Ijjoukak village, near Marrakech, Morocco, Saturday, Sept. 9, 2023. A rare, powerful earthquake struck Morocco late Friday night, killing more than 1000 people and damaging buildings from villages in the Atlas Mountains to the historic city of Marrakech. (AP Photo/Mosaab Elshamy)
Melihat Kerusakan Gempa Bumi Maroko yang Tewaskan Ribuan Orang (Foto: AP/Mosa'ab Elshamy)
Jakarta -

Korban tewas akibat gempa Maroko lebih dari 2.000 orang. Pilu korban gempa yang mengguncang Maroko 6,8 SR, kini mencari orang tuanya hingga tidur di jalanan karena khawatir gempa susulan.

Diketahui, sejumlah warga Maroko menghabiskan malam kedua di jalanan usai gempa bumi berkekuatan M 6,8 menewaskan lebih dari 2.000 orang. Pihak berwenang memberi peringatan untuk mewaspadai gempa susulan.

Sementara itu tim penyelamat berpacu dengan waktu untuk mengevakuasi korban yang terperangkap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir CNN, Minggu (10/9/2023), berdasarkan pihak berwenang Maroko, sejauh ini sebanyak 2.012 orang tercatat tewas dan 1.404 lainnya luka parah. Namun jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah ketika tim penyelamat menggali puing-puing rumah yang runtuh di daerah terpencil di pegunungan High Atlas.

Di Marrakesh, kota terbesar yang dekat dengan pusat gempa dan merupakan daya tarik wisata utama, banyak keluarga yang menghabiskan Sabtu malamnya dengan berada di luar ruangan. Pihak berwenang memperingatkan warga untuk mewaspadai gempa susulan.

ADVERTISEMENT

Sejumlah warga Maroko menghabiskan malam kedua di jalanan usai gempa bumi berkekuatan M 6,8 menewaskan lebih dari 2.000 orang. Pihak berwenang memberi peringatan untuk mewaspadai gempa susulan.

Pencarian Korban Terus Dilakukan

Tim penyelamat terus mencari korban gempa Maroko yang selamat. Mereka menghadapi tantangan untuk mencapai desa-desa yang terdampak paling parah di High Atlas, sebuah pegunungan terjal, di mana pemukiman terpencil dan banyak rumah hancur.

Bongkahan besar tebing pecah dan jatuh ke jalan dekat Moulay Brahim, sebuah desa sekitar 40 km (25 mil) selatan Marrakesh, sebagian menghalangi jalan berkelok-kelok yang menghubungkan kota tersebut ke Pegunungan Atlas.

Warga Cari Orang Tua

Sejumlah warga masih mencari orang tuanya yang diduga tertimbun reruntuhan.

"Masih banyak orang yang tertimbun reruntuhan. Orang-orang masih mencari orang tuanya," kata seorang warga di kawasan Asni, Adeeni Mustafa, dilansir Reuters, Minggu (10/9/2023).

Hal itu disampaikan Adeeni sambil berdiri di tepi jalan yang sebagian tertutup batu besar. "Ada banyak jalan yang ditutup," tambahnya.

Di Moulay Brahim, tenda darurat telah didirikan di lapangan sepak bola. Warga yang bermalam di luar memakai selimut.

Simak selengkapnya halaman berikutnya.

Angka terbaru Kementerian Dalam Negeri menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 2.012 orang, dengan 2.059 orang terluka, termasuk 1.404 orang dalam kondisi kritis.

Maroko telah menyatakan tiga hari berkabung dan Raja Mohammed VI menyerukan agar doa bagi orang mati diadakan di masjid-masjid di seluruh negeri.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan lebih dari 300.000 orang terkena dampak bencana tersebut.

"Waktu 24 hingga 48 jam ke depan akan sangat penting dalam hal penyelamatan nyawa," kata Direktur Operasi Global Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, Caroline Holt, dalam sebuah pernyataan.

Tim Penyelamat Menarik Korban dari Puing-puing

Sebuah rekaman diambil pada hari Sabtu di Moulay Brahim menunjukkan tim penyelamat menarik seseorang dari rereuntuhan. Dua orang tim penyelamat saling berpelukan saat korban dibawa dengan tandu.

Kawasan tua Marrakesh mengalami kerusakan parah. Keluarga-keluarga berkerumun di jalan, khawatir rumah mereka tidak lagi aman untuk kembali.

"Saya tidak bisa tidur di sana. Saya meminta pihak berwenang untuk membantu saya dan mendatangkan seorang ahli untuk menilai apakah saya bisa kembali ke rumah atau tidak," kata Mouhamad Ayat Elhaj, 51, di jalan bersama keluarganya di dekat kota tua.

"Jika ada risiko, saya tidak akan kembali ke rumah," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(yld/dwia)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads