Otoritas Kuba menangkap 17 tersangka terkait sindikat perdagangan manusia yang merekrut dan mengirimkan warga Kuba untuk bertempur bersama pasukan militer Rusia dalam perang yang terus berlanjut di Ukraina.
Seperti dilansir CNN, Jumat (8/9/2023), media pemerintah Kuba yang mengutip Kementerian Dalam Negeri melaporkan penangkapan belasan tersangka terkait sindikat perdagangan manusia itu pada Kamis (7/9) waktu setempat.
Tidak dijelaskan lebih lanjut soal asal kewarganegaraan 17 tersangka yang telah ditangkap itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kolonel Cesar Rodriguez dari Direktorat Jenderal Investigasi Kriminal pada Kementerian Dalam Negeri Kuba menyebut bahwa sindikat perdagangan manusia itu sedang mencari orang-orang dengan catatan kriminal untuk direkrut dan dikirim ke Ukraina.
Pada Senin (4/9) waktu setempat, Kementerian Luar Negeri Kuba menyatakan negaranya telah membongkar sindikat perdagangan manusia, yang menyelundupkan warga Kuba yang tinggal di Rusia dan 'bahkan beberapa warga di Kuba' untuk 'digabungkan ke pasukan militer yang terlibat dalam perang di Ukraina'.
Pada saat itu, otoritas Kuba hanya memberikan sedikit detail soal dugaan operasi jaringan perdagangan manusia dan hanya mengatakan bahwa otoritas setempat sedang berupaya 'menetralisir dan membongkar' jaringan tersebut.
Ditekankan oleh otoritas Kuba dalam pernyataannya pada awal pekan ini bahwa negaranya 'bukanlah bagian dari perang di Ukraina'.
Simak juga Video 'Detik-detik Rudal Rusia Hantam Pasar di Ukraina, 16 Orang Tewas':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Kremlin maupun militer Rusia belum memberikan tanggapan resmi atas tuduhan tersebut.
Kuba merupakan sekutu utama Uni Soviet selama Perang Dingin berlangsung. Hubungan antara Havana dan Moskow tetap baik sejak invasi besar-besaran dilancarkan oleh Rusia ke Ukraina setahun lalu.
Kuba selama ini menjadi pembela setia untuk perang yang dipicu Moskow di wilayah Ukraina, bahkan menyalahkan Amerika Serikat (AS) dan aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) atas pecahnya konflik tersebut.
Ketika Kuba bergulat menghadapi krisis ekonomi terburuk di wilayahnya dalam beberapa dekade terakhir, Rusia memasok makanan dan mengirimkan minyak mentah yang sangat dibutuhkan negara komunis tersebut.
Sejak perang di Ukraina dimulai, kedua negara bahkan menandatangani serangkaian perjanjian untuk meningkatkan investasi asing Rusia di wilayah Kuba.