Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menyerukan agar komunitas internasional tidak tinggal diam atas situasi terkini di Myanmar, Korea Utara (Korut), Palestina dan konflik yang tengah berlangsung antara Rusia-Ukraina.
Seperti dilansir The Star, Kamis (7/9/2023), seruan itu disampaikan Anwar saat berbicara dalam forum KTT Asia Timur ke-11 yang digelar secara bersamaan dengan KTT ASEAN ke-43 dan beberapa KTT lainnya di Jakarta, pekan ini.
Anwar menyatakan Malaysia prihatin atas situasi di Korut, yang secara gencar melakukan peluncuran rudal balistik dan program nuklirnya jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dia juga menegaskan bahwa ASEAN tidak bisa mengabaikan kekhawatiran atas situasi di Myanmar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan saya pikir kita dalam forum ini tidak bisa memilih untuk mengabaikan kekhawatiran negara-negara tetangga di kawasan ini. Kita harus menangani lebih dari 200.00 pengungsi (dari Myanmar)," ujarnya.
"Kita juga menolak kemunduran di Ukraina dan menyerukan dialog yang bermakna untuk mencapai resolusi damai," cetus Anwar.
"Namun saya ingin menekankan di sini, kekhawatiran yang dirasakan banyak dari kita, yang tidak diungkapkan secara terbuka, soal perlakuan yang tidak proporsional sehubungan dengan konflik baru-baru ini di Ukraina, dan konflik selama 75 tahun di wilayah Palestina yang diduduki," tegasnya.
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris, PM China Li Qiang dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov, serta PM India Narendra Modi menghadiri KTT Asia Timur tersebut, yang menawarkan kesempatan untuk diplomasi langsung dan tingkat tinggi antara negara-negara yang bersaing.
Komunitas internasional, tegas Anwar, tidak bisa mengabaikan serangan Israel secara terus-menerus terhadap hak-hak dasar, kehidupan dan martabat warga Palestina dari semua agama di tanah mereka sendiri.
Lihat juga Video 'Momen Jokowi-Anwar Ibrahim Ngopi Bareng Usai Blusukan ke Pasar':
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Tidak hanya itu, Anwar juga menyoroti kebangkitan global untuk fasisme dan Islamofobia.
"Kami menegaskan kembali posisi kami bahwa pencemaran nama baik terhadap agama apa pun adalah pelanggaran hak asasi manusia, dan penghinaan terhadap hak beragama dan berkeyakinan," sebutnya.
"Dan saya pikir forum ini, yang dihadiri oleh semua pemimpin terkemuka, harus berupaya untuk mencoba dan menyelesaikan masalah-masalah yang ada saat ini," cetus Anwar.