Otoritas China menangkap mantan kepala regulator urusan agama, Cui Maohu, atas dugaan menerima suap. Cui ditangkap setelah pekan lalu dipecat dari jabatannya seiring upaya pemberantasan korupsi digencarkan oleh Presiden Xi Jinping.
Seperti dilansir Reuters, Senin (4/9/2023), laporan kantor berita Xinhua menyebut keputusan untuk menangkap Cui, yang sebelumnya menjabat Direktur Administrasi Negara Urusan Agama, diambil oleh Kejaksaan Agung China beberapa hari lalu, tanpa memberikan detail lebih lanjut soal tuduhan suap itu.
Penangkapan Cui terjadi saat kampanye antikorupsi yang menjadi ciri khas Xi telah memperluas fokusnya untuk menargetkan industri kesehatan dalam beberapa pekan terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cui belum memberikan komentarnya atas penangkapan dan pemecatannya.
Pekan lalu, Kementerian Pertahanan China juga berjanji untuk 'menindak setiap pejabat yang korup', setelah terjadi perombakan besar-besaran pada Juli lalu terhadap komandan tertinggi Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat.
Cui yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Departemen Pekerjaan Front Bersatu, dikeluarkan dari Partai Komunis yang berkuasa di China pekan lalu.
Menurut badan pengawas antikorupsi China, Cui dicopot dari jabatan publik atas pelanggaran 'serius' termasuk dugaan suap.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Pernyataan badan pengawas antikorupsi, yang memiliki nama resmi Komisi Pusat Inspeksi Disiplin, juga menyebut Cui kedapatan 'menempati lahan subur secara ilegal untuk terlibat dalam proyek-proyek yang angkuh'.
Tidak hanya itu, badan pengawas antikorupsi mengungkapkan bahwa Cui juga terindikasi melakukan pelanggaran terkait jamuan makan dan perjalanan wisata 'yang bisa mempengaruhi tugas resminya', kemudian juga menerima hadiah dan properti, serta menggunakan jabatannya untuk mendapatkan seks dan uang.
Cui dipecat dari jabatannya dan diselidiki sejak Maret lalu, atau beberapa hari setelah kabinet baru China memulai masa jabatannya.