Kemunculan Kawah Baru Usai Kendaraan Antariksa Rusia Tabrak Bulan

Kemunculan Kawah Baru Usai Kendaraan Antariksa Rusia Tabrak Bulan

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 02 Sep 2023 20:03 WIB
This handout picture taken on August 24, 2023 by the Lunar Reconnaissance Orbiter Camera (LROC) and made available by NASAs Goddard Space Flight Center/Arizona State University on August 31, 2023 shows a new impact crater on the Moons surface (center) likely from Russias Luna 25 mission. The Luna-25 module has crashed on the Earths natural satellite after an incident during pre-landing manoeuvres, the Russian space agency Roscosmos said on August 20, 2023. (Photo by NASAs Goddard Space Flight Center/Arizona State University / AFP) / RESTRICTED TO EDITORIAL USE - MANDATORY CREDIT
Kawah baru di Bulan (Foto: AFP PHOTO/NASAs Goddard Space Flight Center/Arizona State University)
Washington DC -

National Aeronautics and Space Administration (NASA) atau Badan Antariksa Amerika Serikat melaporkan temuan kawah kecil baru di permukaan Bulan. Kawah baru itu diduga muncul akibat tabrakan kendaraan luar angkasa Rusia terhadap permukaan Bulan.

Dilansir AFP, Sabtu (2/9/2023), temuan itu terdeteksi oleh Luna Reconnaissance Orbiter (LRO) dengan membandingkan gambar sebelum dan sesudah pada titik perkiraan saat kendaraan luar angkasa Rusia, Luna-25, menabrak permukaan Bulan, yang disediakan badan antariksa Rusia Roscosmos.

Luna Reconnaissance Orbiter merupakan pesawat luar angkasa robotik milik NASA yang kini mengorbit Bulan. Kendaraan luar angkasa Rusia, Luna-25, gagal melakukan pendaratan di Bulan dan menghantam permukaan Bulan pada 19 Agustus lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kegagalan itu menghancurkan harapan Moskow untuk menghidupkan kembali program Bulan yang telah lama tidak aktif. Luna-25 semula ditargetkan mendarat di kutub selatan Bulan untuk pertama kali, mengingat area itu jarang dieksplorasi.

Keberhasilan mendarat di kutub selatan Bulan justru didapatkan oleh India. India berhasil mendaratkan misi Chandrayaan-3 pada 23 Agustus lalu. Kini, India sedang menjelajahi kutub selatan Bulan dengan kendaraan penjelajah Pragyan miliknya.

ADVERTISEMENT
This handout picture taken on August 24, 2023 by the Lunar Reconnaissance Orbiter Camera (LROC) and made available by NASAs Goddard Space Flight Center/Arizona State University on August 31, 2023 shows a new impact crater on the Moon's surface (center) likely from Russias Luna 25 mission. The Luna-25 module has crashed on the Earth's natural satellite after an incident during pre-landing manoeuvres, the Russian space agency Roscosmos said on August 20, 2023. (Photo by NASAs Goddard Space Flight Center/Arizona State University / AFP) / RESTRICTED TO EDITORIAL USE - MANDATORY CREDIT Photo by NASAs Goddard Space Flight Center/Arizona State University / AFP)

Kembali soal kawah baru di bulan, LRO yang mengorbit Bulan sejak tahun 2009 mengambil gambar terbaru untuk kondisi permukaan Bulan pada Juni 2022 atau jauh sebelum insiden Luna-25 terjadi. Gambar itu kemudian dibandingkan dengan gambar permukaan Bulan pada titik yang sama yang diambil pada 24 Agustus tahun ini.

"Karena kawah baru ini dekat dengan titik perkiraan lokasi tabrakan Luna-25, tim LRO menyimpulkan kemungkinan besar kawan tersebut akibat misi itu, bukan dampak alami," demikian pernyataan NASA.

NASA menyebut kawah baru di permukaan Bulan itu berdiameter sekitar 10 meter. Lokasinya berjarak sekitar 400 kilometer dari titik pendaratan Luna-25 seharusnya. Belum ada tanggapan resmi Rusia atas laporan terbaru NASA ini.

NASA berencana kembali meluncurkan misi ke Bulan di bawah program Artemis miliknya, yang bertujuan membangun kehadiran yang berkelanjutan. Endapan es diyakini bisa dieksploitasi untuk mendukung habitat manusia atau dipecah menjadi hidrogen dan oksigen untuk digunakan sebagai bahan bakar roket.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Kegagalan Rusia Mendarat di Bulan

Rusia sempat menaruh harapan terhadap misi luar angkasanya usai meluncurkan kendaraan luar angkasa ke Bulan setelah hampir 50 tahun tak melakukannya. Namun, misi tersebut justru gagal total setelah wahana antariksa yang diberi nama Luna-25 menabrak Bulan.

Dilansir AFP, peluncuran wahana antariksa Luna-25 itu dilakukan pada Jumat (11/8) dini hari waktu Moskow. Misi ke Bulan itu jadi yang pertama diluncurkan Rusia sejak tahun 1976 silam ketika masih menjadi Uni Soviet.

Roket yang membawa Luna-25 lepas landas dari Kosmodrom Vostochny pada Jumat (11/8) sekitar pukul 02.10 waktu Moskow. Peluncuran disiarkan secara langsung oleh badan antariksa Rusia, Roscosmos.

Luna-25 diperkirakan mencapai orbit Bulan dalam waktu lima hari setelah peluncuran dan ditargetkan menghabiskan waktu antara 3 sampai 7 hari untuk persiapan tempat yang tepat sebelum melakukan pendaratan di kutub selatan Bulan.

"Untuk pertama kalinya dalam sejarah, pendaratan di Bulan akan dilakukan di kutub selatan Bulan. Hingga saat ini, semuanya telah mendarat di zona ekuator," sebut pejabat senior Roscosmos, Alexander Blokhin.

Roscosmos memperkirakan wahana Luna-25 akan mendarat di Bulan sekitar 21 Agustus. Luna-25 kemudian ditargetkan tetap berada di Bulan selama satu tahun untuk 'mengambil (sampel) dan menganalisis tanah' serta 'melakukan penelitian ilmiah jangka panjang'.

Menurut pakar antariksa Rusia, Vitali Iegorov, misi tersebut menjadi yang pertama kali bagi Rusia pasca-Soviet untuk menempatkan perangkat di benda luar angkasa.

"Pertanyaan terbesarnya adalah: Bisakah itu mendarat?" ucapnya kepada AFP, sembari menekankan misi itu 'sangat penting' bagi Rusia.

Namun, misi Rusia mendaratkan Luna-25 di Bulan berakhir dengan kegagalan. Luna-25 kehilangan kendali dan berakhir menabrak permukaan Bulan setelah mengalami masalah dalam persiapan untuk orbit pra-pendaratan.

Kegagalan ini menjadi penurunan tragis dalam program luar angkasa Rusia yang begitu perkasa di era Uni Soviet. Seperti dilansir Reuters, Senin (21/8), Roscosmos mengumumkan pihaknya kehilangan kontak dengan Luna-25 pada Sabtu (19/8) sekitar pukul 11.57 waktu GMT.

Halaman 2 dari 2
(haf/haf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads